Sebagai awal untuk memulai newsletter edisi September ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Anda karena tetap bertahan di masa-masa sulit seperti ini. Pandemi menantang kita untuk tetap tenang, mengawal emosi agar tetap stabil, tidak memaksakan diri keluar rumah untuk hal-hal yang remeh serta tetap terhubung dengan kawan dan keluarga.
Hari ini, kita––setidaknya saya, mulai kembali mempertanyakan esensi bagaimana kita sebaiknya memerlakukan tubuh dan teknologi, ruang dan gerak, fisik dan non-fisik. Mengamati peningkatan Covid yang tidak menentu setiap harinya, saya semakin percaya bahwa yang dapat kita andalkan di masa-masa ini ialah diri sendiri. Barangkali seni, juga hadir di sela-sela waktu kita untuk mengalihkan perhatian kita terhadap berita dan kenyataan.
Tentu semua lini kesenian terguncang atas pandemi, tetapi mereka terus melakukan siasat untuk bertindak, tetap produktif memberikan gagasan yang segar, karya-karya digital/virtual terus dilahirkan di berbagai platform yang sangat mudah diakses. Pola yang mulai dapat dirasakan ialah cara kita memerlakukan teks kian bertumbuh sejak pandemi, relasi kita dengan layar juga kian erat karena webinar, siaran langsung melalui kanal pribadi atau umum, atau cara-cara kita memegang dan menyentuh gawai. Semua itu akan memberi kesan pada cara kita hidup setelah pandemi berakhir.
Barangkali sebelum pandemi hadir, sosial media hadir hanya sebagai sampiran belaka, namun hari ini sosial media adalah kehidupan itu sendiri. Kita berkumpul di sana sebagai kerumunan, baik sebagai voice, noise atau speaker. Kita seolah masuk dalam suatu semesta algoritma yang tak terbentuk, acak dan sulit diterka. Untuk itu, salah satu fungsi newsletter Rumata’ ialah tetap hadir sebagai salah satu kanal informasi bagi aktivitas-aktivitas seni dan budaya.
Bulan ini, kami mengabarkan perihal kehadiran MIWF di Festival Literasi Virtual - Momentum Literature 2020, kesan-kesan dari para penerima beasiswa Rumata’ – SEAscreen di kelas C.C.C yang diadakan oleh Kinosaurus beberapa pekan yang lepas. Kami juga memberikan informasi bahwa Rumata’ telah dibuka kembali untuk berbagai jenis kolaborasi seni dan budaya dengan tetap memperhitungkan protokol kesehatan. Kami berharap bahwa upaya ini tetap menjadi api bagi para pelaku dan komunitas di Makassar yang membutuhkan.
Kegiatan yang akan berlangsung ialah MIWF Memory Project: In Conversation with Laksmi Pamuntjak - “Kekasih Musim Gugur dan Hal-Hal Lainnya”, Diskusi dan Peluncuran Buku - Siri' dan Manusia Indonesia. Di edisi ini pula, kami menerima tulisan mengenai seni virtual oleh Damar Tria. A dan wawancara dengan Fiska Ramli, salah satu orang yang menjadi saksi bagaimana Rumata’ tumbuh sebagai salah satu ruang seni yang perlu terus dihidupkan.
Kami sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Salam, dan selamat membaca!
Rachmat Hidayat Mustamin
Direktur Program & Kerjasama Rumata’ ArtSpace.
__
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Kordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Penulis Bulan September 2020: Lily Yulianti Farid, Adriana Ngailu, Mohammad Ifdhal, Damar Tri A, Vonis, Kinotika, Pamula Mita Andary, William Pakan, Yoga Pratama, Nurabdiansyah.
Korektor: Amy Djafar.
Penerjemah: Edan Runge & Wawan Kurniawan.
To kick off this September issue of the newsletter, I want to thank you for surviving these difficult times. Pandemics challenge us to stay calm, keep our emotions stable, not force ourselves out of the house for trivial things and stay connected to friends and family.
Today, we –– at least I am, starting to again question the essence of how we should treat our bodies and technology, space and motion, the physical and non-physical. Observing the unpredictable increase in Covid every day, I increasingly believe that what we can rely on at this time is ourselves. Perhaps art is also present during our time to divert our attention from news and reality.
Of course, all forms of art are being shaken by the pandemic, but they continue to implement tactics to perform and remain productive in providing fresh ideas so digital / virtual works continue to be born on various highly accessible platforms. The pattern that is beginning to be felt is our increased attention to texts since the pandemic. Our relationship with the screen has also become stronger because of webinars, live broadcasts via private or public channels, or the ways we hold and touch our devices. All of that will leave an impression on the way we live after the pandemic is over.
Maybe before the pandemic came, social media existed only on the periphery, but today social media is life itself. We gather there as a crowd, whether as voices, noise or speakers. We seem to enter into a shapeless, random and unpredictable universe of algorithms. For that, one of the functions of the Rumata 'newsletter is to remain present as a channel of information for artistic and cultural activities.
This month, we will inform you about the MIWF’s presence at the Virtual Literacy Festival - Momentum Literature 2020 and the impressions of the recipients of the Rumata '- SEAscreen scholarship in class C.C.C which was held by Kinosaurus several weeks ago. We also provide the information that Rumata' has been reopened to various types of artistic and cultural collaboration while taking health protocols into account. We hope that these efforts will continue to be a support for actors and communities in Makassar who are in need.
Activities that will take place this month are the MIWF Memory Project: In Conversation with Laksmi Pamuntjak - "Fallen Lover and Other Things", Discussion and Book Launching - Siri 'and Indonesian Humans. In this edition, we are happy to receive articles about virtual art by Damar Tri. A and an interview with Fiska Ramli, one of the people who witnessed how Rumata' has grown as an art space that needs to be kept alive.
We are very happy if you are willing to be a contributor to send writing, reviews, or even criticism about Indonesian arts and culture, especially Eastern Indonesia. We believe that the diversity of perspectives is one of the luxuries that we can continuously deliver.
Greetings, and happy reading!
Rachmat Hidayat Mustamin
Director of Program & Partnership for Rumata' ArtSpace.
__
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Author Contributors September 2020: Lily Yulianti Farid, Adriana Ngailu, Mohammad Ifdhal, Damar Tri A, Vonis, Kinotika, Pamula Mita Andary, William Pakan, Yoga Pratama, Nurabdiansyah.
Proofreader: Amy Djafar.
Translator: Edan Runge & Wawan Kurniawan.
Rumata' will be a decade next year. As one of the places where various interdisciplinary arts interact and gather, Rumata' has been visited by various people, taking turns learning together. In this September edition, we contact Fiska Ramli, as one of the people who grew up with Rumata 'and the activities in it. Our team, Pamula Mita Andary, has interviewed Fiska to share her stories and experiences when she was a part of Rumata 'ArtSpace.
__Bunyi Bunyi Perhalaman adalah sebuah music showcase. Gagasan pertunjukan musik lalu mendiskusikan hal hal yang terjadi di dalamnya. Bagi seorang musisi atau musik kolektif yang mereka gagas, tentu saja mereka telah ber-imajinasi untuk menciptakan sebuah karya lalu dibahasakan ke dalam instrumen dan diatur menjadi sebuah musik yang baik, kemudian dinikmati oleh seluruh pendengarnya. Karena itulah, hal ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dijadikan sebagai bahan diskusi setelah musisi dan pendengarnya puas menikmatinya.
Hari ini musik Indonesia, khususnya di kota Makassar terus berkembang dan beragam. Lahir karakter-karakter baru dengan berbagai gagasan dan ekspresinya. Para talenta itu berada di jalur yang independen, bersiasat dengan keadaan. Karena itulah, gagasan “Bunyi Bunyi Perhalaman” ini diharapkan tidak hanya menjadi sebuah hiburan atau pertunjukan musik semata, namun juga bisa menjadi sarana edukasi bermusik. Bunyi Bunyi Perhalaman akan diselenggarakan oleh VONIS MEDIA bersama dengan RUMATA’ ARTSPACE. Digelar sore hari dan berlangsung hanya sekali dalam sebulan di Rumata’ ArtSpace.
Sepanjang tahun 2014, Rumata’ ArtSpace bersama Vonis Media telah menggelar 4 edisi Bunyi Bunyi Perhalaman. Memasuki tahun 2015 ini, Bunyi Bunyi Perhalaman bekerjasama dengan Hivos, akan lebih intens menggelar showcase ini setiap bulan, mulai Januari hingga Juni. Selanjutnya Program ini akan merilis album kompilasi dan didistribusikan dalam bentuk fisik.
Pertunjukan Diri dalam Pandemi: Karya ini merefleksikan diri manusia yang mengalami petaka pandemi dan terkungkung di dalamnya. Diri berupaya hidup di dalam petaka sembari melakukan pembersihkan diri dan menafsir ulang perilakunya atas alam raya.
Tradisi Appasili masyarakat Sulawesi Selatan, yakni ritual penyucian diri lahir dan batin menginspirasi karya ini. Tautan antara posisi diri terhadap pandemi serta posisi diri terhadap alam raya dimaknai ulang sebagai upaya menerima dan bertahan di dalam pandemi.
Ini adalah doa akan alam raya yang bahagia, yang terlepas dari petaka.
Konsep & Sutradara: Shinta Febriany
Performer: Syahrini Fathi - Nurul Inayah - Dwi Lestari Johan - Arwan Irawan - Sukarno Hatta - Mega
Herdiyanti
Artistik: Dwi Sastra Mario
Video: Meditatif Films
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telefon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia