Halo Sahabat Rumata’,
Semoga kabar baik senantiasa menyertai kita semua. Bagi Sahabat Rumata’ yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan, semoga mendapatkan berkah yang berlimpah di bulan yang suci ini. Terima kasih telah menjadi bagian dari nawala atau newsletter Rumata’.
Di bulan Maret ini ada beberapa informasi seputar agenda dari Rumata’ ArtSpace. BASAsulsel Wiki dan BASAkalimantan Wiki baru saja meluncurkan 2 kamus digital Bahasa Makassar dan Banjar. Adapun berita tentang Bacarita Digital Vol. 2 yang baru saja menyelesaikan ketiga tahapan programnya.
Selain itu, di momen perayaan Hari Perempuan Internasional, kami mengajak Sahabat Rumata’ untuk mengunjungi semangat yang ditinggalkan sosok pejuang perempuan dari Makassar dalam artikel ‘Mengenal Lily Yulianti Farid: Pejuang Literasi Kemanusiaan’ dan sebuah arsip film ‘The Unremembered: A Tribute To Charlotte Salawati Daud’.
Kami akan sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Salam,
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan Februari 2024: Tim Rumata', Khomeiny Imam, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Ifdhal Ibnu, Tim 7
Penerjemah: PMA
Dear Sahabat Rumata',
May good tidings perpetually surround all of us. We pray that Sahabat Rumata’ who observe the fasting month of Ramadan are showered with abundant blessings. We appreciate your subscription to the Rumata' newsletter.
Rumata' ArtSpace has released some details about our agenda during March. BASAsulsel Wiki and BASAkalimantan Wiki have just launched two digital dictionaries for Makassar and Banjar languages. Regarding Bacarita Digital Vol. 2, which recently finished the third phase of the programme.
Aside from that, in honour of International Women's Day, we invite you to visit the spirit left behind by a female fighter from Makassar in the article ‘Mengenal Lily Yulianti Farid: Pejuang Literasi Kemanusiaan' and the film archive 'The Unremembered: A Tribute To Charlotte Salawati David'.
We will be very delighted if you are willing to be our contributors by submitting your writings, reviews, and critics regarding art and Indonesian culture, East Indonesia in particular. We believe that diversity of perspective is a luxury that we can continuously provide.
Regards!
Rachmat Mustamin
Director of Programmes and Partnerships for Rumata’ ArtSpace
__
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors February 2024: Rumata's team, Khomeiny Imam, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, fdhal Ibnu, Tim 7
Penerjemah: PMA
Merawat Bahasa Daerah, BASAsulsel Wiki dan BASAkalimantan Wiki Meluncurkan Kamus Digital Bahasa Makassar dan Banjar
Nurturing Local Language, BASAsulsel Wiki and BASAkalimantan Wiki Launch Makassar and Banjar Language Digital Dictionary
Setelah 10 tahun mengembangkan kamus digital Bahasa Bali, di tahun 2024 BASAibu Wiki kembali meluncurkan 2 kamus sekaligus, yakni Bahasa Makassar dan Banjar, yang dikembangkan dan dikelola oleh BASAsulsel Wiki bersama mitra komunitas Rumata’ ArtSpace, dan BASAkalimantan yang berkolaborasi dengan Komunitas Akademi Bangku Panjang Minggu Raya (ABPM) dan Sanggar Belajar Mahabbatun Nabi Barambai di Kalimantan Selatan.
Kamus digital bahasa daerah Makassar dan Banjar tersebut resmi diluncurkan secara hybrid di @america Pacific Place Mall Lantai 3 #325 Jl. Jendral Sudirman, Jakarta, pada Kamis (8/03/2023).
Agenda peluncuran itu berjalan dengan rangkaian acara berupa diskusi tentang Bahasa Daerah yang diisi oleh narasumber Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum. (BASAibu Wiki), Putu Eka Gunayasa (BASAbali Wiki), Ita Ibnu (BASAsulsel Wiki), dan Hudan Nur (BASAkalimantan Wiki). Adapun lomba bagi para hadirin yang ada di Jakarta maupun di Makassar. Acara tersebut semakin meriah dengan diramaikan oleh performance dari rapper Jflow yang mengajak para hadirin untuk memberikan sepatah kata dalam Bahasa Daerah yang kemudian dijadikan sebagai materi lirik lagu dan dimainkan pada saat itu juga.
After ten years of developing a Balinese digital dictionary, BASAibu Wiki will launch two dictionaries at once in 2024: Makassar and Banjar, which are developed and managed by BASAsulsel Wiki in collaboration with community partner Rumata' ArtSpace, and BASAkalimantan in collaboration with the Bangku Panjang Minggu Academy Community Raya (ABPM) and the Nabi Barambai Mahabbatun Learning Studio in South Kalimantan.
On Thursday, March 8, 2023, a hybrid digital dictionary for Makassar and Banjar languages was introduced at @america Pacific Place Mall Floor 3 #325 Jl. Jendral Sudirman in Jakarta.
The launch schedule included local language talks led by Drs. I Gde Nala Antara, M. Hum. (BASAibu Wiki), Putu Eka Gunayasa (BASAbali Wiki), Ita Ibnu (BASAsulsel Wiki), and Hudan Nur (BASAkalimantan Wiki). The competition is open to attendees in Jakarta and Makassar. The gathering became even more vibrant when rapper Jflow performed, inviting the audience to say a phrase in the local language, which was subsequently used as song lyrics and played at the moment.
Lokakarya Tahap 3 Bacarita Digital Volume 2 Hadir di Fort Rotterdam
The Third Phase of Bacarita Digital Volume 2 at Fort Rotterdam
Bacarita Digital tahap ketiga ini merupakan rangkaian dari Bacarita tahap I yang telah berlangsung pada bulan Juli 2023 dan tahap II pada bulan September-Oktober 2023.
Bacarita Digital Volume Dua merupakan serangkaian lokakarya mengenai kekayaan pangan lokal di Indonesia yang kemudian diproduksi menjadi narasi-narasi alternatif dari kawasan Timur Indonesia melalui media audio visual.
Kegiatan ini juga menjadi penanda penting perjalanan Rumata' yang telah berusia 13 tahun tepat pada 18 Februari 2024 lalu.
Dengan mengangkat tema ‘Kekayaan Pangan Nusantara’, Bacarita Digital Volume Dua berlatar belakang pada beragamnya varian pangan lokal.
This third part of Bacarita Digital is a continuation of Bacarita part I, which took place in July 2023, and Phase II, which occurred in September-October 2023.
Bacarita Digital Volume Two is a series of workshops on Indonesia's local culinary resources, which are subsequently transformed into alternative narratives from the Eastern area of Indonesia using audiovisual technology.
This action is also an important milestone in Rumata's journey, which turned 13 on February 18, 2024.
Bacarita Digital Volume Two's theme is 'Food Wealth of the Archipelago', and it features a variety of local food variations.
Tim 7 Diskusi Soal Strategi dan Taktik di Rumata’ ArtSpace
Tim 7 Discuss About Strategies and Tactics at Rumata’ ArtSpace
Bermula di Kota Makassar pada 2022 lalu, Tim 7 berkomitmen untuk membuka ruang transformasi pengetahuan yang bisa diakses oleh siapa saja. Tim 7 sedang berupaya menapaki jalan setapak dalam rangka merawat cita-cita akan ‘gagasan hidup bersama’, sebuah imajinasi tentang hidup dengan prinsip kesetaraan bagi semua.
Melalui diskusi yang diikuti sekitar dua puluh peserta dari berbagai latar belakang ini, diharapkan mampu menjadi wadah untuk merancang strategi dan taktik yang sesuai dengan konteks masing-masing. Menurut Ryan, alasan diskusi ini diberi judul “Jalan Setapak Tak Bertuan” oleh Tim 7 karena isinya seumpama jalan setapak yang tidak bertuan, artinya tidak ada blueprint soal teknis strategis seperti apa.
Commencing in Makassar in 2022, Tim 7 is dedicated to establishing an open-access knowledge transformation space. Tim 7 is endeavouring to navigate the way so as to preserve the "idea of living together," a vision of coexistence based on the principle of equality for all.
It is anticipated that this dialogue, which was attended by approximately twenty individuals from diverse backgrounds, will serve as a platform for the development of strategies and tactics that are appropriate for their respective environments. According to Ryan, Tim 7 dubbed this discourse "No Man's Land Footpath" due to the fact that the subject matter resembled a "no man's footpath," i.e., there was no blueprint for such strategic technical issues.
Mengenal Lily Yulianti Farid: Pejuang Literasi Kemanusiaan
Recognizing Lily Yulianti Farid: Humanitarian Literacy Fighter
Nilai-nilai moral yang terkandung dalam karya sastera La Galigo banyak menginspirasi tulisan-tulisan fiksi Lily. Tulisannya berjudul Dapur menggambarkan betapa ketidakadilan selalu menghampiri kehidupan perempuan yang memang sudah ambigu dan rumit. Ini tentang seorang janda yang harus menghidupi keluarganya, terpaksa hanyut dalam intrik. Untungnya, dia memiliki anak perempuan pemberani dan tegar yang berusaha melawan kejahatan patriarkhi.
Lily dalam berbagai karyanya selalu menonjolkan perempuan terdidik, terpelajar, modern, beberapa di antaranya berkehidupan global. Namun, di saat yang sama selalu ada perempuan-perempuan “biasa” dan tradisional yang menyertainya. Tampaknya, Lily sadar perempuan selalu dalam tuntutan untuk memilih dan berkonsekuensi. Ide gemerlap selebritas dan politik diolah Lily menjadi cerita yang menyengat tanpa harus menampakkan keberpihakannya.
Lily's creative writings are influenced by the moral qualities portrayed in the literary masterpiece La Galigo. Her piece, Kitchen, illustrates how injustice is always present in women's lives, which are already ambiguous and complex. It's about a widow who is compelled to support her family while also becoming embroiled in intrigue. Fortunately, she has a courageous and dedicated daughter who strives to combat the horrors of patriarchy.
Lily's varied works consistently feature educated, modern women, some of whom have worldwide lives. She is constantly accompanied by "ordinary" and typical women, nevertheless. Lily seemed to understand that women must constantly make decisions and accept the consequences. Lily transformed the sparkly concepts of celebrities and politics into a stinging story without revealing her perspective.
The Unremembered: A Tribute To Charlotte Salawati Daud
The Unremembered: A Tribute To Charlotte Salawati Daud
The Unremembered merupakan film dokumenter yang disutradarai Ika Mahardika, filmmaker yang beberapa karyanya telah diapresiasi publik. The Unremembered diniatkan sebagai tribute kepada Charlotte Salawati, tokoh penting Indonesia yang dilupakan. Penelusuran terhadap kiprah Charlotte Salawati diinisiasi oleh Shinta Febriany di tahun 2018 yang sementara riset ketika itu, yang kemudian mengajak Ika dan dengan dukungan Loneliness Project, Rumata’ Artspace, dan Norwegian Embassy membuat film dokumenter The Unremembered.
The Unremembered: A Tribute To Charlotte Salawati Daud
The Unremembered is a documentary film directed by Ika Mahardika, a filmmaker whose previous works have been well appreciated by the audience. The Unremembered is a memorial to Charlotte Salawati, a prominent lady in Indonesia who has been forgotten. In 2018, Shinta Febriany began researching Charlotte Salawati's work and invited Ika to create the documentary The Unremembered, with sponsorship from the Loneliness Project, Rumata' Artspace, and the Norwegian Embassy.
Meneropong Rupa-Rupa Kehidupan Pesisir
Observing The Faces of Coastal Life
SABTU SIANG, 6 September 2023, saat jari telunjuk tengah asik bergulir di Instagram, konten akun Makassar Biennale (MB) menjadi sajian di beranda menampilkan agenda awal dari kegiatan MB. Konten berupa pamflet itu bertuliskan “Seni, Pendidikan, dan Gerakan Warga” beserta foto dari masing-masing panelis dan moderator yang diadakan pada 9-10 September 2023. Seketika melihat kolom keterangan, agenda ini adalah simposium yang mempertemukan akademisi dan praktisi seni budaya sebagai ruang untuk berdialog dengan publik seputar isu pendidikan, seni dan pembangunan pesisir.
Sekiranya pukul 11.00 siang, sebelum menghadiri undangan malam pembukaan MB 2023, kami urun serta dalam simposium “Seni, Pendidikan dan Gerakan Warga” berlokasi di Aula Prof. Syukur Abdullah, FISIP, Unhas. Ibu Wahyaningsih, perintis taman belajar SALAM Yogyakarta, menjadi salah satu panelis dalam simposium tersebut berucap, “Selama ini, pendidikan di Indonesia berbasis hapalan dan juga penyeragaman dari Sabang sampai Merauke, menafikkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang tiap pulau memiliki ciri khas masing-masing.”
On the afternoon of Saturday, September 6, 2023, as you were scrolling through Instagram, the Makassar Biennale (MB) account posted the initial schedule for MB's events on the site. The leaflet showcases the theme "Art, Education, and Citizen Movements" and includes photographs of the panelists and moderator. The event was scheduled to take place on September 9-10, 2023. Based on the description, this agenda is a symposium that aims to facilitate discussions between academics, arts and culture practitioners, and the public regarding topics related to education, arts, and coastal development.
At around 11:00 AM, prior to receiving the invitation for the opening night of MB 2023, we participated in the symposium titled "Art, Education, and Civic Movement" held at the Prof. Hall. Syukur Abdullah, the Faculty of Social and Political Sciences at Hasanuddin University. Mrs. Wahyaningsih, a trailblazer of the SALAM Yogyakarta learning park and a panelist at the symposium, expressed that education in Indonesia has predominantly relied on rote memorization and has failed to acknowledge the unique characteristics of each island in the archipelago, resulting in a uniform approach across the nation.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia