Bulan Juni sangat spesial bagi Rumata’ karena akan ada kegiatan besar yang dilaksanakan dan dirayakan bersama teman-teman, khususnya literasi dan pembuat konten, yakni Makassar International Writers Festival dan Bacarita Digital yang keduanya berlangsung secara hybrid di Rumata’ ArtSpace. Newsletter bulan Juni berisi informasikan para peserta Bacarita yang terpilih dan akan mengikuti rangkaian workshop selama periode Juni-November 2022.
Selain itu, ada kirimin artikel dari Julia Prendergast dan Evelyn Lee mengenai kemitraan baru MIWF dan Universitas Swinburne, Australia, serta kegiatan lokakarya sinematografi dan produksi video pameran CREATE. Juga ada rekomendasi bagi sahabat Rumata’ untuk mengikuti Jakarta International Literary Festival 2022 dengan mengusulkan proposalnya.
Kami akan sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Salam, dan selamat membaca!
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Penulis Bulan Juni 2022: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Julia Prendergast dan Evelyn Lee, Andi Nurul Sri Utami, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge & Abdussalam Syukri
June will be very special for Rumata' due to there will be big activities that will be held and celebrated with friends, especially for literacy workers and content creators, namely the Makassar International Writers Festival and Bacarita Digital, both of them will take place in a 'hybrid' shape at Rumata' ArtSpace. The June's newsletter contains information of the selected Bacarita participants and will attend a series of workshops during the period June-November 2022.
Furthermore, there were articles from Julia Prendergast and Evelyn Lee about the new partnership between MIWF and Swinburne University, Australia, as well as cinematography workshops and the video production of the CREATE exhibition. There is also a recommendation for Rumata's friends to participate in the 2022 Jakarta International Literary Festival by proposing their proposal.
We will be very happy if you are willing to be a contributor to submit writing, reviews, or even criticisms about Indonesian arts and culture, especially about Eastern Indonesia. We believe that a diversity of perspectives is something that we can offer to our friends over and over again.
Greetings, and happy reading!
Rachmat Mustamin
Director of Program and Partnership of Rumata' ArtSpace
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Author Contributors June 2022: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Julia Prendergast dan Evelyn Lee, Andi Nurul Sri Utami, Ifdhal Ibnu
Translator: Edan Runge & Abdussalam Syukri
Rumata’ ArtSpace akan menyelenggarakan Bacarita Digital pada akhir bulan Juni - November mendatang dengan peserta terpilih dari tiga komunitas/kolektif dari berbagai wilayah di Indonesia Timur. Setelah mengikuti proses seleksi administrasi dan wawancara oleh tim juri yang terdiri dari Chairun Nisa (Sutradara film), Yusuf Radjamuda (Penulis dan sutradara), Riri Riza (Direktur Rumata’ ArtSpace), maka komunitas yang terpilih ialah:
1. Dari Halaman Rumah (Pangkep, Sulawesi Selatan)
2. Hakola Huba (Sumba, NTT)
3. Indonesia Art Movement (Jayapura, Papua
Para peserta terpilih ini dinilai cakap dalam mengartikulasikan ide dan gagasan mereka selain isu-isu yang mereka angkat ialah isu-isu penting dan sangat relevan bagi konteks daerahnya masing-masing dan Indonesia secara luas.
"Selain karena keberagaman latar belakang dan geografi komunitas yang dapat membuat outputnya juga lebih beragam, para peserta ini juga memiliki kedekatan isu yang relevan, serta ada semacam kebutuhan untuk mendapatkan akses pengetahuan untuk bisa tetap berkelanjutan bagi komunitas dan platform mereka.” - Chairun Nisa
"Artikulatif dalam menyampaikan gagasan yang sangat relevan dengan isu-isu utama Bacarita Digital, serta masing-masing komunitas punya potensi pengembangan setelah mengikuti lokakarya dari Juni-November 2022.” - Riri Riza
Sebelumnya, tiga komunitas ini bersaing dengan jumlah total pendaftar 25 proposal dengan tema yang beragam. Tim panitia berharap agar komunitas yang belum terpilih tidak berkecil hati sehingga dapat mengikuti kesempatan ini tahun depan.
Rumata' ArtSpace will hold Bacarita Digital from the end of June to November with selected participants from three communities from various regions in Eastern Indonesia. After following the administrative selection process and interviews by a jury consisting of Chairun Nisa (film director), Yusuf Radjamuda (writer and director), Riri Riza (Director of Rumata' ArtSpace), the selected communities are:
1. Dari Halaman Rumah (Pangkep, Sulawesi Selatan)
2. Hakola Huba (Sumba, NTT)
3. Indonesia Art Movement (Jayapura, Papua)
The selected participants were judged to be skilled in articulating their ideas and concepts. The issues they raised were important issues and very relevant to the context of their respective regions and Indonesia at large.
"In addition to the diversity of backgrounds and community geography which can make the outputs more diverse, these participants also have a closeness to relevant issues, and there is a need to gain access to knowledge in order to be sustainable for their communities and platforms." - Chairun Nisa
"Articulative in conveying ideas that are very relevant to the main issues of Bacarita Digital, and each community has developments after attending workshops from June-November 2022." - Riri Riza
Previously, these three communities competed with a total number of registrants of 25 proposals with various themes. The committee team hopes that the communities that have not been selected will not be discouraged so that they can take part in this opportunity next year.
Makassar International Writers Festival (MIWF) akan dilaksanakan di Rumata’ ArtSpace secara hybrid pada tanggal 23-26 Juni 2022. Dengan tema “Awakening”, kita berharap dapat bangkit kembali setelah pandemi menghantam selama dua tahun terakhir. Seniman visual, Valeria Puzzovio merespons tema ini dengan menjadikan kupu-kupu Bantimurung sebagai simbol harapan, yang telah dirilis secara resmi di Instagram MIWF pada 25 Mei yang lalu.
Selain itu, MIWF juga menginformasikan komitmennya terhadap no-all-male panel, yakni tidak akan ada panelis yang isinya ialah laki-laki semua, serta menjalankan festival nir sampah. Misalnya, menyiapkan mekanisme pemilahan sampah, mengompos sampah organik dan melakukan ecobrick untuk sampah plastik yang sama sekali tidak dihindari, mensyaratkan penjual makanan dan minuman untuk menggunakan kemasan ramah lingkungan, meminta pengunjung datang ke festival membawa botol minuman sendiri.
Komitmen ini diharapkan dapat dipatuhi oleh para pengunjung maupun partisipan dalam menyukseskan MIWF mendatang.
Makassar International Writers Festival (MIWF) will be held at Rumata' ArtSpace on a hybrid offline-online basis from 23-26 June 2022. With the theme "Awakening", we hope to bounce back after the pandemic of the last two years. Visual artist, Valeria Puzzovio, responded to this theme by making the Bantimurung butterfly, a symbol of hope, which was officially released on MIWF Instagram on 25 May.
In addition, MIWF also announced its commitment to no all-male panels, that is to say there will be no panelists whose members are all men, and to run a zero-waste festival. For example, setting up a waste sorting mechanism, composting organic waste, creating eco bricks from unavoidable plastic waste, requiring food and beverage sellers to use environmentally friendly packaging and asking visitors coming to the festival to bring their own drink bottles.
This commitment is expected to be obeyed by visitors and participants for the success of the upcoming MIWF.
Rumata’ Artspace, Himpunan mahasiswa ISBI, Aim production, Titik Temu berkolaborasi dengan menggelar Workshop Sinematografi pada 20-22 Mei 2022 di Rumata’ ArtSpace. Workshop ini berfokuskan dalam pengembangan konseptual, cara berfikir, disiplin kerja, dalam sinematografi.
Bertemakan from text to screen, peserta belajar bagaimana bekerja di departemen kamera mulai dari saat menerima naskah, proses breakdown, sampai karyanya ditayangkan. Harapannya agar pengetahuan SDM (Sumber daya manusia) atau filmmaker di Makassar khususnya dalam ruang lingkup kerja sinematografi dapat lebih berkembang dan faham langkah-langkah kerja dan tanggung jawab kerja.
Rumata' Artspace, ISBI student association, Aim production, Titik Temu are collaborating by holding a Cinematography Workshop on 20-22 May 2022 at Rumata' ArtSpace. This workshop focuses on conceptual development, ways of thinking and work discipline in cinematography.
With the theme from text to screen, participants learned how to work in the camera department from receiving scripts, through the breakdown process, until their work was shown. The hope is that the knowledge of HR (Human Resources) or filmmakers in Makassar, especially in the scope of cinematography work, can be further developed and understand work steps and work responsibilities.
LAPAR (Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat) di Sulawesi Selatan berinisiasi untuk meningkatkan kapasitas dan kemauan anak muda Indonesia untuk mengelola perbedaan secara konstruktif dan melawan pesan-pesan intoleran melalui saluran ekspresi yang positif dengan menggelar kegiatan yang bermanfaat secara partisipasi oleh siswa dari sekolah di Makassar.
Pada Januari 2022, LAPAR dan Kampung Buku-difasilitasi oleh Anwar Jimpe Rachman, mengadakan Pameran Seni CREATE dengan menghadirkan beragam karya dari 33 siswa di SMA/MAN di Makassar dan Gowa. Hasil karya para siswa berupa: lukisan, kriya, instalasi, komik dan sebagainya yang sangat personal dan lahir dari pengalaman masing-masing siswa. Mereka menghadirkan isu: bullying, kekerasan seksual, stigma, perbedaan, pelabelan dan lain lain pada karya mereka.
Dengan menampilkan suara-suara dari siswa yang berpartisipasi dalam pameran seni CREATE di Makassar, tim pameran merekonstruksi hasil karya mereka di galeri RUMATA serta mewawancarai para siswa yang terlibat dalam pameran. Meski tidak semuanya masih utuh, kemungkinan hanya sekitar 12-15 saja hasil karya yang akan didisplay di galeri RUMATA direkam menjadi video pendek berdurasi 5 menit.
LAPAR (Institute for Advocacy and Education of People's Children) in South Sulawesi initiated to increase the capacity and willingness of young Indonesians to manage differences constructively and fight intolerant messages through positive expression channels by holding useful activities with the participation of students from schools in Makassar.
In January 2022, LAPAR and Kampung Buku-facilitated by Anwar Jimpe Rachman, held the CREATE Art Exhibition by presenting various works from 33 students at SMA/MAN in Makassar and Gowa. The students' works are in the form of: paintings, crafts, installations, comics and so on, which are very personal and are born from the experiences of each student. Issues like bullying, sexual violence, stigma, differences, targetting others are present in their work.
Featuring the voices of students participating in the CREATE art exhibition in Makassar, the exhibition team reconstructed their work in the RUMATA gallery and interviewed the students involved in the exhibition. About 12-15 works will be displayed in the RUMATA gallery, recorded as short videos of 5 minutes duration.
Kemitraan baru antara Makassar International Writers Festival (MIWF) dan Universitas Swinburne, Australia
Oleh Julia Prendergast dan Evelyn Lee
Mari kita mulai dengan memperkenalkan diri kami. Kami berdua adalah Julia Prendergast dan Evelyn Lee. Julia adalah dosen senior bidang penulisan kreatifdi Universitas Swinburne, Melbourne, Australia. Evelyn adalah seorangmahasiswa S1 tingkat akhir di bidang Penulisan Kreatif dan Sastra di universitas yang sama. Swinburne sangat senang dapat bermitra denganMakassar International Writers Festival (MIWF) untuk memberikan kesempatanmagang internasional bagi para mahasiswa. Kerja sama ini dimulai tahun 2022.
Julia:
Bagaimana kemitraan ini berkembang?
Saya sangat senang bekerja dengan Janet de Neefe, Direktur Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) selama bertahun-tahun. Kami mengembangkankemitraan antara Australasian Association of Writing Programs (AAWP), badan yang mengatur kerja sama Penulisan Kreatif di Australasia dan UWRF. Di kerjasama ini, kami menawarkan dua penghargaan: satu untuk penulis pemula dan satu untuk penerjemah. Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah bekerjadengan Janet (dan timnya yang luar biasa), mengembangkan kemitraan denganUniversitas Swinburne, mendukung mahasiswa yang diterima sebagai bagiandari tim festival UWRF, sebagai peserta magang internasional.
By Julia Prendergast and Evelyn Lee
Let us begin by introducing ourselves. We are Julia Prendergast and Evelyn Lee. Julia is a Senior Lecturer in Writing at Swinburne University (Melbourne: Australia). Evelyn is an undergraduate student, studying Creative Writing and Literature at Swinburne. Swinburne is delighted to partner with Makassar Literary Festival, to provide international internship opportunities for students.
Julia:
How did this partnership develop?
I’ve had the great pleasure of working with Janet de Neefe, Director of UbudWriters and Readers Festival (UWRF), for many years. We developed a partnership between the Australasian Association of Writing Programs (AAWP), the peak academic body representing the discipline of Creative Writing in Australasia, and UWRF. We offer two prizes: one for emerging writers, and one for translators. In recent years, I’ve worked with Janet (and her wonderful team), developing a partnership with Swinburne University, supporting students who are welcomed as part of the UWRF festival team, as international interns.
Open Call: Jakarta International Literary Festival 2022
Istilah kota dalam bahasa Indonesia selalu dibayang-bayangi kegandaan makna yang bisa merepotkan. Kota menjadi padanan bahasa Indonesia baik bagi kata city maupun town dalam bahasa Inggris, yang masing-masingnya memiliki cakupan makna berbeda. Kota dalam artian city adalah kota yang dengan ambisius hendak mengantar dirinya menjadi bagian dari dunia yang global, dan acapkali angan-angan ini hendak diwujudkan, bila perlu, dengan meninggalkan segala kelokalannya agar menjadi serupa dan seragam dengan kota-kota dunia lainnya. Sementara itu, kota dalam artian town adalah sebuah komunitas yang masih dipersatukan oleh kontiguitas (kedekatan) dan dihidupi oleh tradisi berkomunitas sehingga tidak pernah menjadi kota yang terkotak-kotak secara sosial, ekonomi, dan kultural seperti halnya city.
The term city in Indonesian is always overshadowed by multiple meanings that can be troublesome to translate. Kota is the Indonesian equivalent of both the word city and town in English, each of which has a different scope of meaning. A city in the sense of a city is a city that ambitiously wants to bring itself to be part of a globalized world, and often this dream is to be realized, if necessary, by allowing all its localities to be similar and uniform to other world cities. Meanwhile, the city in the sense of town is a community that is still united by contiguity (closeness) and is enlivened by community traditions so that it has never become a city that is socially, economically, and culturally divided like a city.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia