Selamat datang di Newsletter Rumata' September 2023!
Halo Sahabat Rumata',
Kami dengan senang hati mengundang Anda untuk menjadi kontributor dalam mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik tentang seni dan budaya Indonesia, khususnya Indonesia Timur. Kami yakin bahwa keberagaman perspektif adalah kekayaan yang harus kita teruskan.
Dalam edisi ini, kami membahas beberapa topik menarik, termasuk peringatan 75 Tahun WHO di Makassar yang menyoroti perbaikan kualitas hidup selama tujuh dekade terakhir. Kami juga membahas pentingnya pemerataan kesehatan, dampak asap rokok pada stunting anak, serta perhelatan seni internasional, Makassar Biennale 2023, yang menjadi ajang penting bagi seniman dan praktisi di berbagai kota di Indonesia Timur.
Jangan lewatkan juga artikel menarik tentang tantangan yang dihadapi toko buku independen dalam era teknologi, serta obrolan menarik bersama penulis terkenal, Dewi Lestari.
Terima kasih atas partisipasi Anda dalam menjadikan Rumata' sebagai tempat berbagi dan berdiskusi tentang seni dan budaya Indonesia.
Salam,
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan September 2023: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Ifdhal Ibnu, Aan Pranata, KabarMakassar.com, Ashrawi Muin, Makassar Writers, Makassar Biennale.
Penerjemah: Edan Runge
Welcome to Rumata' September 2023 Newsletter!
Hello Friends of Rumata’,
We are happy to invite you to become a contributor by sending articles, reviews, or even criticism about Indonesian art and culture, especially Eastern Indonesia. We believe that a diversity of perspectives is a wealth that we must continue to share.
In this edition, we discuss several interesting topics, including the 75th anniversary of WHO in Makassar which highlights improvements in quality of life over the last seven decades. We also discussed the importance of equitable health, the impact of cigarette smoke on child stunting, as well as the international arts event, Makassar Biennale 2023, which is an important event for artists and practitioners in various cities in Eastern Indonesia.
Don't miss the interesting article about the challenges faced by independent bookstores in the technological era, as well as the interesting chat with the famous writer, Dewi Lestari.
Thank you for your participation in making Rumata' a place to share and discuss Indonesian art and culture.
Regards,
Rachmat Mustamin
Director of Programs and Partnerships for Rumata' ArtSpace
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors September 2023: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, fdhal Ibnu, Aan Pranata, KabarMakassar.com, Ashrawi Muin, Makassar Writers, Makassar Biennale.
Penerjemah: Edan Runge
Rumata' Artspace Peringati 75 Tahun WHO di Makassar
Rumata' Artspace Commemorates 75 Years of WHO in Makassar
Makassar, IDN Times - Rumata' Artspace, rumah budaya berbasis di Kota Makassar, menjadi mitra Badan Kesehatan Dunia (WHO), untuk peringatan 75 Tahun WHO. Peringatan tersebut jadi kesempatan melihat kembali keberhasilan kesehatan masyarakat yang telah meningkatkan kualitas hidup selama tujuh dekade terakhir.
Peringatan 75 tahun WHO di makassar akan berlangsung pada 25 hingga 27 Agustus 2023. Selama tiga hari, terdapat beberapa rangkaian kegiatan berupa pameran
multimedia, talkshow, diskusi, workshop fotografi dan menggambar, serta berbagai pengisi acara yang akan berpartisipasi. Peringatan mengangkat tema "Sehat untuk
Semua", menekankan pentingnya memastikan setiap orang memiliki akses ke layanan kesehatan dasar tanpa diskriminasi.
Tahun ini jadi momen membangkitkan semangat menghadapi tantangan kesehatan masa kini dan mendatang. Selain di Makassar, peringatan di Indonesia terdiri dari pameran dan side event di Jakarta, Banda Aceh, Jayapura.
Makassar, IDN Times - Rumata' Artspace, a cultural house based in Makassar City, is a partner of the World Health Organization (WHO), for the 75th anniversary of WHO. This commemoration is an opportunity to look back at public health successes that have improved the quality of life over the last seven decades.
The 75th anniversary of WHO in Makassar took place from 25 to 27 August 2023. For three days, there were several series of activities in the form of exhibitions multimedia, talk shows, discussions, photography and drawing workshops, as well as various performers who participated. The commemoration had the theme "Health for All”, stressing the importance of ensuring everyone has access to basic health services without discrimination.
This year is a moment to raise enthusiasm for facing current and future health challenges. Apart from Makassar, commemorations in Indonesia consist of exhibitions and side events in Jakarta, Banda Aceh, Jayapura.
HUT 75 WHO, Gelar Pameran dan Pemerataan Kesehatan di Makassar
WHO 75th Anniversary, Holds Exhibition and Health Equity in Makassar
KabarMakassar.com -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merayakan ulang tahun ke-75 dan menyerukan pemerataan kesehatan dari Sulawesi Selatan dengan menggelar berbagai rangkaian acara salah satunya yakni Pameran Multimedia yang berlangsung di Rumata', Makassar, Jumat (25/08).
Sebelumnya, pada 7 April 2023, WHO merayakan ulang tahunnya yang ke-75 bersama 194 Negara anggota dan beragam mitra lainnya, menandai tonggak sejarah dalam kesehatan global dengan tema perayaan tahun ini adalah “Sehat untuk Semua”.
Tema ini menekankan pentingnya memastikan setiap orang memiliki akses setara ke sarana penting untuk hidup sehat, termasuk layanan kesehatan berkualitas, makanan sehat dan aman, air, sanitasi, serta lingkungan untuk hidup, belajar, dan bekerja, tanpa diskriminasi.
KabarMakassar.com -- The World Health Organization (WHO) celebrates its 75th anniversary and calls for equitable health in South Sulawesi by holding various series of events, one of which was the Multimedia Exhibition which took place in Rumata', Makassar, Friday (25/08).
Previously, on April 7 2023, WHO celebrated its 75th anniversary with 194 member countries and various other partners, marking a historical milestone in global health with the theme of this year's celebration being "Health for All".
This theme emphasizes the importance of ensuring everyone has equal access to the essential tools for a healthy life, including quality health services, healthy and safe food, water, sanitation, and an environment for living, learning, and working without discrimination.
Nahebiti Labarik Lakon 2023: “Meramu Daya Labarik Lakon”
Nahebiti Labarik Lakon 2023: "Concocting the Power of Labarik Lakon"
Invasi Indonesia terhadap Timor Timur terjadi sejak tahun 1975 - 1999. Selama masa invasi dan pendudukan militer di Timor Timur, berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia secara masif terjadi. Kemunculan konflik di Timor Timur terjadi karena kesadaran dan proses demokrasi yang berkembang seiring dengan perlakuan yang tidak adil akan pembagian sumber daya alam, kebijakan ekonomi yang tidak tepat, pelanggaran HAM, dan berbagai perlakuan diskriminatif yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Bahkan pada masa awal pendudukan, Militer Indonesia dinilai telah melakukan pelanggaran HAM berat yang mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil sekitar 200.000 orang. Pelanggaran ini termasuk pembunuhan secara acak, kelaparan, pemenjaraan tanpa hukum, pemerkosaan, serta pemindahan secara paksa. Setelah upaya negosiasi dan diplomasi yang melibatkan banyak aktor internasional, akhirnya pada tahun 1999 Timor Leste resmi merdeka dari Indonesia melalui referendum.
Indonesia's invasion of East Timor occurred from 1975 - 1999. During the invasion and military occupation of East Timor, various forms of massive human rights violations occurred. The emergence of conflict in East Timor occurred because of awareness and democratic processes that developed along with unfair treatment regarding the distribution of natural resources, inappropriate economic policies, human rights violations, and various discriminatory treatments carried out by the Indonesian government.
Even in the early days of the occupation, the Indonesian military was considered to have committed serious human rights violations which resulted in the deaths of around 200,000 civilians. These violations include random killings, starvation, unlawful imprisonment, rape, as well as forced displacement. After negotiation and diplomacy efforts involving many international actors, finally in 1999 Timor Leste officially became independent from Indonesia through a referendum.
WHO Ingatkan Bahaya Asap Rokok Bisa Picu Stunting pada Anak
WHO Reminds of the Dangers of Cigarette Smoke Can Trigger Stunting in Children
Makassar, IDN Times - Paparan asap rokok pada ibu dan anak masih menjadi pemandangan umum di Indonesia. Padahal hal ini sangat berbahaya sebab asap rokok dapat memicu stunting atau gagal tumbuh pada anak.
Hal ini disampaikan National Professional Officer of Social Determinants and Health Promotion di WHO Indonesia, Dr. Fransiska Mardiananingsih, di sela pameran multimedia di Rumata' Artspace, Makassar, Jumat (25/8/2023). Asap rokok, kata dia, bukan hanya berbahaya bagi si perokok itu melainkan berbahaya juga pada orang sekitar yang tidak merokok.
"Bahkan orang yang tidak merokok kalau itu perempuan apalagi yang hamil itu akan mempengaruhi pertumbuhan janin," kata Fransiska.
Makassar, IDN Times - Exposure to cigarette smoke in mothers and children is still a common sight in Indonesia. However, this is very dangerous because cigarette smoke can trigger stunting or failure to thrive in children.
This was conveyed by the National Professional Officer of Social Determinants and Health Promotion at WHO Indonesia, Dr. Fransiska Mardiananingsih, on the sidelines of the multimedia exhibition at Rumata' Artspace, Makassar, Friday (25/8/2023). Cigarette smoke, Dr. Mardiananingsihsaid, is not only dangerous for the smoker but also dangerous for people around them who don't smoke.
"Even for people who don't smoke, especially for women who are pregnant, smoke will affect fetal growth," said Fransiska.
Lewat Pameran Multimedia, WHO Serukan Pemerataan Kesehatan di Sulsel
Through a Multimedia Exhibition, WHO Calls for Health Equity in South Sulawesi
Makassar, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan pemerataan kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal ini dituangkan melalui pameran multimedia di Rumata' Artspace, Makassar, Jumat (25/8/2023).
National Professional Officer of Social Determinants and Health Promotion di WHO Indonesia, Dr. Fransiska Mardiananingsih, mengatakan WHO telah membuat langkah besar dalam meningkatkan hasil kesehatan bagi masyarakat.
"Namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan kesehatan di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indonesia," kata Fransiska.
Makassar, IDN Times - The World Health Organization (WHO) is calling for equitable health in South Sulawesi Province (Sulsel). This was expressed through a multimedia exhibition at Rumata' Artspace, Makassar, Friday (25/8/2023).
National Professional Officer of Social Determinants and Health Promotion at WHO Indonesia, Dr. Fransiska Mardiananingsih, said WHO had made great strides in improving health outcomes for society.
"But there is still a lot of work to be done to address health inequalities in Makassar, South Sulawesi and Indonesia," said Fransiska.
Membangun Kepercayaan Diri Warga melalui MAKASSAR BIENNALE 2023
Building Citizens' Self-Confidence through MAKASSAR BIENNALE 2023
Makassar Biennale (MB) dibuka secara resmi pada 9 September 2023. Ajang seni rupa internasional dengan tema abadi Maritim ini akan berlangsung hingga 30 Oktober 2023. Agenda residensi, pameran, lokakarya, wicara seniman, simposium, dan beragam program lainnya akan diisi oleh seniman, praktisi, dan warga di lima kota, yakni Makassar, Pangkep, Parepare, Labuan Bajo, dan Nabire.
Berbeda dengan biennale lain di Indonesia, MB berlangsung di kota-kota di Indonesia Timur, tidak melaksanakan di satu titik saja. Menurut Direktur MB, Anwar Jimpe Rachman, model pelaksanaan MB yang dimulai sejak 2019 ini menjadi cara MB ikut berkontribusi pada perkembangan dan pertumbuhan dinamika kancah seni dan kebudayaan di Nusantara.
"Keterlibatan banyak pihak dalam program-program MB merupakan kebutuhan urgen demi membangun kepercayaan diri warga yang turut berkontribusi sampai ikut melaksanakan dan merayakannya,” jelas Jimpe.
The Makassar Biennale (MB) officially opened on 9 September 2023. This international fine arts event with its eternal Maritime theme will run until 30 October 2023. The agenda for residencies, exhibitions, workshops, artist talks, symposiums and various other programs will be filled by artists, practitioners, and residents in five cities, namely Makassar, Pangkep, Parepare, Labuan Bajo, and Nabire.
Different from other biennales in Indonesia, MB takes place in cities in Eastern Indonesia, not just at one point. According to MB Director, Anwar Jimpe Rachman, the MB implementation model, which started in 2019, is MB's way of contributing to the development and growth of the dynamics of the arts and culture scene in the archipelago.
"The involvement of many parties in MB programs is an urgent need to build the self-confidence of residents who contribute and participate in implementing and celebrating them," explained Jimpe.
Technology Onslaught, Bookstore Commits to Distributing Literacy
MAKASSAR – Hari kedua Makassar Internation Writers Festival (MIWF) 2023 kembali menyapa, pada sesi ini menghadirkan lebih dekat “faith” dari masing-masing toko buku independen yang diselenggarakan di Aula Chapel, Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Jum’at (9/7/23).
"kita dan toko buku kita” menjadi tajuk pada sesi kali ini yang menghadirkan pegiat toko buku diantaranya Ria Lestari B (Detakata), Suriadi Bara (Pustaka Merahitam), Arifin (Dialektika), Ari Zulkifli (Pelangi Ilmu), Feby Ardianti Pasangka (Kampung Buku), Julie Anne (Fixi), Edy Sutanto (Alfaraby) serta Ashari Ramadhan T sebagai Moderator.
"Gempuran teknologi menjadi tantangan baru bagi toko buku tradisional hari ini yang berdampak pada bergesernya pola konsumsi masyarakat dengan hadirnya platform digital seperti e-book dan audiobook, bagaimana siasat toko buku untuk bertahan?,” tanya Ashari sebagai pemantik.
MAKASSAR – The second day of the Makassar International Writers Festival (MIWF) 2023 greets us again. This session brought us a closer look at the "faith" of each independent bookstore and was held in the Chapel Hall, Fort Rotterdam, Makassar, Friday (9/7 /23).
"We and our bookstore" was the title of this session which featured bookstore activists including Ria Lestari B (Detakata), Suriadi Bara (Pustaka Merahitam), Arifin (Dialektika), Ari Zulkifli (Pelangi Ilmu), Feby Ardianti Pasangka (Kampung Buku), Julie Anne (Fixi), Edy Sutanto (Alfaraby) and Ashari Ramadhan T as Moderator.
"The onslaught of technology is a new challenge for traditional bookstores today which has an impact on shifting people's consumption patterns with the presence of digital platforms such as e-books and audiobooks, what are the strategies for bookstores to survive?" asked Ashari as a trigger question.
DI RUMAH bersama Dewi "Dee" Lestari
AT HOME with Dewi "Dee" Lestari
Episode yang ke-5 ini, Rumata’ mengundang penulis kenamaan Indonesia, yakni Dewi Lestari. Untuk menemani akhir pekan kalian selama #dirumahaja, Kak Lily memandu obrolan dengan Dee Lestari mengenai dampak Covid-19 bagi kehidupannya sebagai penulis, rencana workshop online yang diadakan Dee, juga soal buku-buku bajakan yang marak kembali belakangan ini.
In this fifth episode, Rumata' invites a well-known Indonesian writer, namely Dewi Lestari. To accompany your weekend during #stayathome, Lily leads a chat with Dee Lestari about the impact of Covid-19 on her life as a writer, plans for an online workshop being held by Dee, as well as about pirated books which have become popular again recently.
Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Wadah Kolektif Wujud Kolaborasi dari Kebudayaan untuk Bumi Lestari
National Culture Week 2023, Collective Forum Forms Collaboration of Culture for a Sustainable Earth
Jakarta, 5 September 2023 – Tahun ini, Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) kembali lagi. Sebagai perayaan nasional yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), PKN 2023 menghadirkan semangat pengenalan praktik baik kebudayaan yang diramu dalam serangkaian kegiatan sebagai wadah kolektif yang melibatkan berbagai aspek lingkungan dan unsur, mulai dari pegiat budaya hingga masyarakat.
Pada tahun ini, PKN mengangkat tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” dengan maksud untuk memberikan makna dan relevansi dalam setiap aksi berkesenian dan berkebudayaan yang dilakukan yang tetap berakar pada nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.
"Tema ini merupakan sebuah refleksi dari visi kita tentang bagaimana budaya dan alam bisa dan harus berjalan beriringan. Ketika kita berbicara tentang merawat budaya, kita juga bicara tentang etos dan nilai yang mengajarkan kita untuk merawat bumi sebagai satu-satunya rumah kita,” tutur Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Kemendikbudristek, Hilmar Farid, di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Jakarta, 5 September 2023 – This year, National Culture Week (PKN) is back again. As a national celebration held by the Ministry of Education, Culture, Research and Technology (Kemendikbudristek), PKN 2023 presents the spirit of introducing good cultural practices combined in a series of activities as a collective forum involving various environmental aspects and elements, from cultural activists to the community.
This year, PKN raised the theme "Caring for the Earth, Caring for Culture" with the aim of providing meaning and relevance in every artistic and cultural action carried out which remains rooted in cultural values and local wisdom.
"This theme is a reflection of our vision about how culture and nature can and should go hand in hand. When we talk about caring for culture, we also talk about the ethos and values that teach us to care for the earth as our only home," said the Director General of Culture (Dirjenbud), Ministry of Education and Culture, Hilmar Farid, in Jakarta, Tuesday (5/9/2023).
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia