Pada tanggal 6 Oktober 2023, Rumata' ArtSpace, terlibat dalam simposium bertajuk "KELINDAN DALAM SEDULUR: THINK WELL EMPAT." Ini adalah edisi keempat dari serangkaian acara yang bertujuan untuk merevolusi ekosistem distribusi dan sirkulasi film.
Simposium ini menarik perhatian praktisi sinema, kolektif, ahli teknologi, dan pemikir sistem dari berbagai belahan dunia. Makassar International Writers Festival (MIWF) memulai bulan Oktober dengan mengumumkan Direktur dan Co-Direktur baru, M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu. Mereka akan memimpin MIWF untuk menjelajahi potensi-potensi baru dalam sastra dan budaya. MIWF menjadi ruang bagi penulis, pembaca, penerbit, dan pihak yang tertarik dengan sastra untuk berkolaborasi.
Selain itu, Andi Nur Azimah dipilih sebagai seniman Makassar pertama yang akan berpartisipasi dalam program pertukaran seniman BREEZE ke Perth tahun depan. Ini menciptakan hubungan seni dan budaya antara Makassar dan Australia, mempromosikan keberagaman budaya. Rumata’ ArtSpace juga menjadi salah satu venue untuk pagelaran Makassar Biennale 2023, pameran seni dua tahunan yang berlangsung di lima kota Indonesia. Tema "Maritim" memungkinkan setiap kota menentukan sub-temanya sendiri, mencerminkan sejarah dan budaya lokal.
Di dunia sastra, Flores Writers Festival (FWF) menjadi perayaan budaya di Flores dengan menghadirkan penulis, pembaca, penerbit, kritikus, dan komunitas literasi. Tujuannya adalah merangsang gairah sastra, seni, dan budaya di Flores.
Terakhir, Rumata' ArtSpace menjadi tempat diskusi dan peluncuran buku "Mencintai Munir," mengangkat kisah perjuangan hak asasi manusia dan cinta dalam konteks keluarga Munir.
Semua acara ini mencerminkan beragam aspek budaya dan seni yang mempromosikan keragaman, pertukaran gagasan, dan pertumbuhan budaya di berbagai komunitas pada Oktober 2023.
Selamat membaca!
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan Oktober 2023: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Ifdhal Ibnu, Muchtamir Zaide, Andi Irma Saraswati, Della Arlinda Birawa, Ach. Hidayat Alsair, Makassarwriters
Penerjemah: Edan Runge
On October 6, 2023, Rumata' ArtSpace, represented by Rachmat Mustamin, Director of Programs and Partnerships, participated in a symposium titled "ENTANGLEMENT IN SEDULUR: THINK WELL FOUR." This was the fourth edition of a series of events aimed at revolutionizing the distribution and circulation ecosystem of films.
This symposium garnered the attention of cinema practitioners, collectives, technology experts, and system thinkers from various parts of the world. The Makassar International Writers Festival (MIWF) began the month of October by announcing the new Director and Co-Director, M. Aan Mansyur and Ilda Karwayu. They will lead MIWF to explore new potentials in literature and culture. MIWF serves as a space for writers, readers, publishers, and those interested in literature to collaborate.
Furthermore, Andi Nur Azimah was selected as the first Makassar artist to participate in the BREEZE artist exchange program to Perth next year. This initiative creates a connection between the arts and cultures of Makassar and Australia, promoting cultural diversity.
Rumata’ ArtSpace also was one of the venue for the Makassar Biennale 2023, a biennial art exhibition taking place in five Indonesian cities. The theme "Maritime" allows each city to determine its own sub-theme, reflecting local history and culture.
In the world of literature, the Flores Writers Festival (FWF) became a cultural celebration in Flores, bringing together writers, readers, publishers, critics, and literary communities. Its goal is to stimulate passion for literature, art, and culture in Flores. Finally, Rumata' ArtSpace served as the venue for discussions and the book launch of "Loving Munir," highlighting the story of human rights activism and love in the context of the Munir family.
All these events reflect diverse cultural and artistic aspects that promote diversity, the exchange of ideas, and cultural growth in various communities in October 2023.
Happy reading!
Rachmat Mustamin
Director of Programs and Partnerships for Rumata' ArtSpace
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors October 2023: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, fdhal Ibnu, Muchtamir Zaide, Andi Irma Saraswati, Della Arlinda Birawa, Ach. Hidayat Alsair, Makassarwriters
Penerjemah: Edan Runge
Rumata’ ArtSpace, United Screen dan Forum Sirkulasi Film di Think Well Empat: “Kelindan dalam Sedulur”
Rumata' ArtSpace, United Screen and Film Circulation Forum at Think Well Empat: "Integrity in a family"
Jakarta, 6 Oktober 2023 - Rumata' ArtSpace ikut terlibat dalam acara penting dalam dunia perfilman dengan menyelenggarakan simposium "KELINDAN DALAM SEDULUR: THINK WELL EMPAT." Simposium ini adalah edisi keempat dari rangkaian acara yang bertujuan untuk merevolusi ekosistem distribusi dan sirkulasi film.
Simposium yang digelar di Jakarta ini menarik perhatian praktisi sinema, kolektif, ahli teknologi, dan pemikir sistem dari berbagai belahan dunia. Dengan menyediakan ruang untuk sekitar 60 peserta, acara ini bertujuan untuk membuka jalur komunikasi dan berkolaborasi dalam merenungkan dan mengubah cara film disebarkan di era digital.
Salah satu aspek menarik dari simposium ini adalah semangat nongkrong dan sedulur yang disajikan oleh Savvy Contemporary (Berlin) dan Forum Lenteng (Jakarta). Ini menciptakan ruang yang nyaman dan kolaboratif bagi peserta untuk berkumpul, bermain bersama, dan merenungkan konsep-konsep baru tentang sirkulasi filem. Pendekatan ini mencoba menghapus batasan konvensional dalam institusi dan sistematis, seperti yang diilustrasikan oleh konsep "ruang-ruang anarkis" untuk meredefinisikan alur sirkulasi film dari perspektif komunitas.
Simposium ini juga mencakup eksplorasi teknologi-teknologi terdesentralisasi yang dapat membantu membumikan praktik-praktik sirkulasi komunitas. Para peserta akan mempertimbangkan infrastruktur yang diperlukan untuk membangun jaringan sirkulasi sinema yang lebih terdesentralisasi. Kata "sedulur," yang berarti persaudaraan atau kekerabatan dalam bahasa Jawa dan Sunda, menjadi tema utama simposium ini. Ini mencerminkan semangat kolaboratif dan persaudaraan antara peserta dalam merenungkan dan merevolusi ekosistem distribusi film.
Selama empat hari, simposium ini mencatat perkembangan dan pemikiran dalam produksi kolektif zine, yang merupakan cara kreatif untuk mengabadikan ide-ide dan pandangan yang muncul selama acara ini. Ini memungkinkan peserta untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan masyarakat lebih luas.
Simposium "KELINDAN DALAM SEDULUR: THINK WELL EMPAT" adalah contoh nyata bagaimana Rumata' ArtSpace mendukung dan terlibat dalam pertukaran gagasan dan kolaborasi lintas budaya dalam rangka merevolusi dunia distribusi film, yang berpotensi membawa perubahan signifikan dalam cara filem disebarkan dan diapresiasi oleh masyarakat lokal-global.
Jakarta, 6 October 2023 - Rumata' ArtSpace organised an important event in the world of film by holding the symposium "INTEGRITY IN A FAMILY: THINK WELL. FOUR." This symposium is the fourth edition of a series of events aimed at revolutionizing the film distribution and circulation ecosystem.
The symposium, which was held in Jakarta, attracted the attention of cinema practitioners, collectives, technology experts and systems thinkers from various parts of the world. Providing space for around 60 participants, the event aimed to open lines of communication and collaborate in reflecting on and changing the way films are shared in the digital era.
One of the interesting aspects of this symposium was the spirit of hanging out and kinship presented by Savvy Contemporary (Berlin) and Forum Lenteng (Jakarta). This created a comfortable and collaborative space for participants to gather, play together, and reflect on new concepts about film circulation. This approach tried to remove conventional institutional and systematic boundaries, as illustrated by the concept of "anarchic spaces" to redefine the flow of film circulation from a community perspective.
The symposium also includes an exploration of decentralized technologies that can help ground community film circulation practices. Participants will consider the infrastructure needed to build a more decentralized cinema circulation network. The word "sedulur," which means brotherhood or kinship in Javanese and Sundanese, was the main theme of this symposium. It reflects the collaborative and fraternal spirit between participants in contemplating and revolutionizing the film distribution ecosystem.
Over four days, the symposium chronicled developments and thinking in the collective production of zines, which were a creative way to immortalize the ideas and views that emerged during this event. This allows participants to share the results of their thinking with the wider community.
The symposium "INTEGRITY IN A FAMILY: THINK WELL. FOUR" is a clear example of how Rumata' ArtSpace supports and is involved in the exchange of ideas and cross-cultural collaboration in order to revolutionize the world of film distribution, which has the potential to bring significant changes in the way films are distributed and appreciated by the local-global community.
Makassar International Writers Festival (MIWF) Sambut Direktur dan Co-Direktur Baru: Babak Baru dalam Keunggulan Sastra
Makassar International Writers Festival (MIWF) Welcomes New Director and Co-Director: A New Chapter in Literary Excellence
MAKASSAR, [13/09] — Makassar International Writers Festival (MIWF) dengan bangga mengumumkan pengangkatan Direktur dan Co-Direktur baru, membuka era baru inovasi sastra dan pertumbuhan budaya yang menarik. Kami mengucapkan selamat datang yang hangat kepada dua sahabat kita yang akan memimpin MIWF untuk menjelajahi kemungkinan-kemungkinan lainnya: M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu.
M. Aan Mansyur, seorang penyair, penulis dan berpengalaman dalam dunia sastra lebih dari 20 tahun, telah menjadi bagian integral dari perjalanan MIWF dan evolusi lanskap sastra kami. Bergabung dengan beliau sebagai Co-Direktur adalah Ilda Karwayu, seorang penulis dan aktivis literasi dari komunitas Akarpohon Mataram. Komitmen Ilda terhadap sastra untuk mengangkat sastra di wilayah Indonesia Timur sesuai dengan misi MIWF. Pengalaman beragam dan pandangan mereka akan ide-ide akan membawa kita bersama mencari peluang baru untuk festival ini.
Mengapa MIWF memilih M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu untuk peran penting ini? Jawabannya sederhana: dedikasi mendalam mereka pada sastra, ditambah dengan visi inspiratif mereka, membuat mereka pemimpin ideal untuk memajukan dunia sastra di Makassar dan wilayah Indonesia Timur yang lebih luas.
Timur. Kami sangat bersemangat mengenai masa depan MIWF bersama M. Aan Mansyur dan Ilda Karwayu.
MAKASSAR, [13/09] — Makassar International Writers Festival (MIWF) is proud to announce the appointment of a new Director and Co-Director, opening an exciting new era of literary innovation and cultural growth. We extend a warm welcome to two of our friends who will lead MIWF to explore other possibilities: M. Aan Mansyur and Ilda Karwayu.
M. Aan Mansyur, a poet, writer and experienced in the world of literature for more than 20 years, has been an integral part of MIWF's journey and the evolution of our literary landscape. Joining him as Co-Director is Ilda Karwayu, a writer and literacy activist from the Akarbesar Mataram community. Ilda's commitment to literature to elevate literature in the Eastern Indonesia region is in line with MIWF's mission. Their diverse experiences and insight into ideas will bring us together to explore new opportunities for the festival.
Why did MIWF choose M. Aan Mansyur and Ilda Karwayu for these important roles? The answer is simple: their deep dedication to literature, coupled with their inspiring vision, makes them ideal leaders to advance the literary scene in Makassar and the wider Eastern Indonesia region.
We are very excited about the future of MIWF with M. Aan Mansyur and Ilda Karwayu.
Selamat! Seniman Residensi Terpilih Dalam Program Breeze Ke Perth
Congratulations! The selected artist for the BREEZE program to Perth
Selamat kepada Andi Nur Azimah sebagai seniman Makassar pertama yang mengikuti program pertukaran seniman BREEZE Perth-Makassar tahun depan! Saya berterima kasih kepada PICA - Perth Institute of Contemporary Arts UNM Makassar Rumata' artspace makassar didukung oleh Project Eleven Foundation yang telah mewujudkan inisiatif luar biasa ini! Program BREEZE adalah inisiatif yang saya sambut baik untuk meningkatkan hubungan antar masyarakat Makassar dan Australia, terutama untuk menghubungkan seniman kontemporer dengan pengalaman berbeda!
Congratulations to Andi Nur Azimah as the first Macassan artist to participate in the BREEZE Perth-Makassar artist exchange program next year! I thanked PICA - Perth Institute of Contemporary Arts UNM Makassar Rumata' artspace makassar supported by the Project Eleven Foundation for making this wonderful initiative possible! The BREEZE program is a welcome initiative to increase people-to-people links between Makassar and Australia, especially for connecting contemporary artists to different experiences!
Melihat Karya Seni "Darat Kian ke Barat"
Seeing the Artwork "Land Turns to the West"
Makassar - Pengunjung sedang melihat instalasi karya seniman Makassar Biennale 2023 di Rumata' Art Space, Makassar (13/9/2023). Dalam pameran bertajuk 'Darat Kian Ke Barat', enam orang seniman yang berasal dari luar kota ini memamerkan hasil residensi-nya selama dua minggu di kota Makassar. (Foto: Sindo Makassar/Muchtamir Zaide)
Makassar - Visitors are viewing installations by artists from the 2023 Makassar Biennale at Rumata' Art Space, Makassar (13/9/2023). In the exhibition entitled 'Darat Kian Ke Barat', six artists from outside the city exhibited the results of their two-week residency in the city of Makassar. (Photo: Sindo Makassar/Muchtamir Zaide)
Observing the Various Types of Coastal Life
SABTU SIANG, 6 September 2023, saat jari telunjuk tengah asik bergulir di Instagram, konten akun Makassar Biennale (MB) menjadi sajian di beranda menampilkan agenda awal dari kegiatan MB. Konten berupa pamflet itu bertuliskan “Seni, Pendidikan, dan Gerakan Warga” beserta foto dari masing-masing panelis dan moderator yang diadakan pada 9-10 September 2023. Seketika melihat kolom keterangan, agenda ini adalah simposium yang mempertemukan akademisi dan praktisi seni budaya sebagai ruang untuk berdialog dengan publik seputar isu pendidikan, seni dan pembangunan pesisir.
Sekiranya pukul 11.00 siang, sebelum menghadiri undangan malam pembukaan MB 2023, kami urun serta dalam simposium “Seni, Pendidikan dan Gerakan Warga” berlokasi di Aula Prof. Syukur Abdullah, FISIP, Unhas. Ibu Wahyaningsih, perintis taman belajar SALAM Yogyakarta, menjadi salah satu panelis dalam simposium tersebut berucap, “Selama ini, pendidikan di Indonesia berbasis hapalan dan juga penyeragaman dari Sabang sampai Merauke, menafikkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang tiap pulau memiliki ciri khas masing-masing.”
Makassar Biennale 2023: Presenting Stories from 5 Cities That Are Often Missed
Makassar, IDN Times - Edisi kelima pameran seni rupa dua tahunan Makassar Biennale (MB) akan dihelat mulai Sabtu pekan ini (9/9/2023) hingga 30 Oktober 2023 mendatang. Seperti yang mereka lakukan pada 2019 dan 2021, MB akan berlangsung di lima kota. Makassar sebagai kota pembuka lalu disusul Pangkep, Parepare, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) serta Nabire (Papua).
Khusus untuk tahun ini, pihak Tanahindie serta Yayasan Makassar Biennale rupanya membebaskan masing-masing kota untuk menentukan subtema sendiri. Tentu saja harus menjadi turunan dari tema abadi Maritim. Keputusan unik tersebut tak lepas dari hasil penelitian yang mereka lakukan beberapa bulan sebelumnya.
Hasil penelitian tersebut tertuang dalam buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut yang diterbitkan pada Maret 2023. Lima narasi perkembangan daerah urban di Makassar, Nabire, Labuan Bajo, Parepare dan Pangkep ditulis dan dikumpulkan oleh para peneliti muda yang mencapai 25 orang.
1 Tahun Diskusi dan Peluncuran Buku: Mencintai Munir
1 Year of Discussion and Book Launch: Loving Munir
Dengan bahasa sederhana dalam buku “Mencintai Munir”, Suciwati menyampaikan kisah tentang cinta yang tumbuh, membangun kehidupan bersama, dan membesarkan anak-anak. Kisah ini menjadi latar yang kita semua tahu tentang kegigihan almarhum Munir memperjuangkan penegakan prinsip-prinsip HAM di Indonesia. Suciwati menyampaikan seluruh kisah itu dalam narasi percakapan memikat dengan Munir: “membicarakan yang telah lampau, dan mendiskusikan kerumitan persoalan kekinian bersama.”
Kesederhanaan penuturan dalam buku ini memberikan gambaran terang tentang kompleksitas persoalan dalam kasus pembunuhan Munir. Lebih penting lagi, ia bukan sekedar jalinan fakta-fakta kehidupan Munir. Ia menyampaikan kisah manusia-manusia yang berkembang bersama dalam kehidupan penuh cinta di lingkungan keluarga Munir. Oleh karena itu, Rumata' mengundang teman-teman hadir dalam diskusi dan peluncuran Buku “Mencintai Munir” bersama:
Narasumber:
Suciwati (Istri Munir, penulis buku “Mencintai Munir”)
Haris Azhar (Advokat)
Riri Riza (Sutradara Film)
In simple language in the book Loving Munir (Mencintai Munir), Suciwati conveys a story about growing love, building a life together, and raising children. This story is the background that we all know about the late Munir's tenacity in fighting for the upholding of human rights principles in Indonesia. Suciwati conveys the whole story in the narrative of a charming conversation with Munir: "talking about the past, and discussing the complexity of current problems together."
The simplicity of the narrative in this book provides a clear picture of the complexity of the problems in the Munir murder case. More importantly, it is not just a collection of facts from Munir's life. He tells the story of people who develop together in a life full of love in the Munir family environment. Therefore, Rumata' invited friends to attend the discussion and launch of the book Loving Munir together.
Sources:
Suciwati (Wife of Munir, author of the book Loving Munir)
Haris Azhar (Advocate)
Riri Riza (Film Director)
Flores Writers Festival 2023 – Sadang Bui
Flores Writers Festival 2023 – Sadang Bui
Flores Writers Festival digagas sebagai perayaan untuk merangsang gairah, pertumbuhan, dan perkembangan aktivitas-aktivitas kesusastraan (literasi), kesenian serta kebudayaan di Flores. Flores Writers Festival mempertemukan para penulis, pembaca, penerbit, kritikus, peneliti, aktivis literasi, komunitas, seniman dan media dari pelbagai latar belakang sosial, politik, dan budaya. Pertemuan ini diupayakan sebagai ruang berdialog, berbagi, dan berefleksi untuk meningkatkan kecintaan serta kreativitas dalam kerja-kerja kesusastraan dan kebudayaan; terutama membaca, menulis, berdiskusi, menerbitkan karya-karya dan penciptaan kesenian serta membuka kemungkinan kerja-kerja lintas ilmu dan praktik kesenian dari para partisipan yang terlibat.
Kerangka tematik dan program festival ini berpijak pada upaya menggali, belajar, dan melestarikan nilai-nilai, kebijaksanaan, dan pengetahuan yang berasal dari kekayaan tradisi, praktik, produk-produk kebudayaan serta sejarah daerah-daerah di Flores yang diharapkan akan menawarkan nilai dan pengetahuan lokal pada perbincangan yang lebih global, dalam tataran estetis-kultural maupun sosial-politis dan ekonomi. Festival ini juga diproyeksikan untuk menginisiasi terbangunnya ekosistem literasi di daerah-daerah di Flores, memicu keterlibatan pemerintah, NGO, masyarakat, serta institusi sosial politik dan ekonomi lainnya dalam upaya pemajuan literasi dan kebudayaan.
The Flores Writers Festival was initiated as a celebration to stimulate passion, growth and development of literary (literacy), arts and cultural activities in Flores. The Flores Writers Festival brings together writers, readers, publishers, critics, researchers, literacy activists, communities, artists and media from various social, political and cultural backgrounds. This meeting is intended as a space for dialogue, sharing and reflection to increase love and creativity in literary and cultural works; especially reading, writing, discussing, publishing works and creating art as well as opening up the possibility of cross-disciplinary work and artistic practice for the participants involved.
The thematic framework and program of this festival are based on efforts to explore, learn and preserve values, wisdom and knowledge originating from the rich traditions, practices, cultural products and history of the regions in Flores which are expected to offer local values and knowledge. in a more global conversation, at the aesthetic-cultural as well as socio-political and economic levels. This festival is also projected to initiate the development of a literacy ecosystem in areas in Flores, triggering the involvement of the government, NGOs, the community, and other socio-political and economic institutions in efforts to advance literacy and culture.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia