Tak terasa kita sudah berada di bulan November 2021. Kami kembali memberikan informasi mengenai beberapa aktivitas dan kegiatan Rumata’. Kami mengabarkan bahwa Rumata’ - SEAscreen Academy yang diwakili oleh Rachmat Mustamin telah menyelesaikan proses kegiatan sebagai observer dalam program Open Table yang diselenggarakan oleh Indocs By The Sea. Ada kegiatan diskusi buku terbaru Lala Bohang, “Waking Up for the First Time” oleh Lala Bohang, Nurul Fitroh (Penulis) dan Melania Nirwan (The Book Club Makassar) kolaborasi antara Rumata’ artSpace, Makassar International Writers Festival (MIWF), The Book Club Makassar, Simpul Group dan Klub Buku Narasi.
Selain itu, ada penayangan dan diskusi: Focus on Makbul Mubarak untuk menyambut film panjang pertamanya berjudul “Autobiography”. Ada juga hasil skripsi dari Safira Devi Amorita, yang membahas mengenai Rumata’ ArtSpace dalam hal diplomasi budaya Indonesia. Kami juga merekomendasikan Jakarta Film Week 2021 dan sebuah program dari Goethe Institut untuk para manajer seni di Indonesia mengikuti pelatihan selama kurang lebih 6 bulan.
Kami sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Salam, dan selamat membaca!
Salam,
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
__
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Penulis Bulan November 2021: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, William Pakan, Ifdhal Ibnu, Yoga Pratama, Simpul Group, Tim BASAibu, Prolog Studio, Pmancar
Penerjemah: Edan Runge
I can't believe we are already in November 2021. In this edition, we again provide information about some of Rumata's activities and initiatives. We inform you that Rumata's - SEAscreen Academy, represented by Rachmat Mustamin, has completed the process as an observer in the Open Table program organized by Indocs By The Sea. There is a discussion on Lala Bohang's latest book, “Waking Up for the First Time” which featured Lala Bohang, Nurul Fitroh (Author) and Melania Nirwan (The Book Club Makassar) in collaboration with Rumata' ArtSpace, Makassar International Writers Festival (MIWF), The Book Makassar Club, Node Group and Narrative Book Club.
In addition, we discuss a screening and discussion: Focus on Makbul Mubarak to welcome his first feature-length film entitled Autobiography. There is also a thesis from Safira Devi Amorita, which discusses Rumata' ArtSpace in terms of Indonesian cultural diplomacy. We also recommend Jakarta Film Week 2021 and a program from the Goethe Institute for art managers in Indonesia to attend a training program for approximately 6 months.
We would be very happy if you are willing to be a contributor to submit writing, reviews, or even criticisms about Indonesian arts and culture, especially Eastern Indonesia. We believe that the diversity of perspectives is one of the gift that we can give birth to continuously.
Greetings, and happy reading!
Regards,
Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace’s Director of Programs and Partnerships
__
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Author Contributors November 2021: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, William Pakan, Ifdhal Ibnu, Yoga Pratama, Simpul Group, BASAibu's Team, Prolog Studio, Pmancar
Translator: Edan Runge
Vote The Last Trepangers as a Favorite Film at the International Short Film Festival 6th Annual Australia & Indonesia Short Film Festival 2021. Votes can be repeated every day until December 1, 2021.
The animated short film The Last Trepangers is the opening part of an animated series that tells the story of maritime relations through the sea cucumber trade between seafarers from Makassar and the inhabitants of northern Australia in the past.
The Last Trepangers is the work of Visual Communication Design students FSD UNM, in collaboration with Studio Makkomikki Makassar, Rumata' Artspace and Makassar International Writers Festival with support from the Australian Government and the Australia Indonesia Institute.
The Last Trepangers can be watched via streaming at https://reelozind.com/en/reelozind-2021-online-festival/spread-the-word/
Diskusi Sound Design film Paranoia bersama Riri Riza (Sutradara film Paranoia) dan Aria Prayogi (Desainer suara film Paranoia). Diskusi ini akan dipandu oleh Juang Manyala (Prolog Studio) sebagai moderator. Talkshow ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Rumata' ArtSpace mulai pukul 18.30 WIB/ 19.30 WITA. Silakan registrasi terlebih dulu di link berikut: https://bit.ly/diskusiparanoia2021 atau klik link di bio @prolog_studio dan @rumata_artspace
Diskusi ini dipersembahkan oleh Miles Films, Rumata' Artspace, Makassar SEAScreen Academy, Prolog Studio dan media partner Pmancar (www.pmancar.com)
Discussion of Sound Design for Paranoia film with Riri Riza (Director of Paranoia film) and Aria Prayogi (Sound designer of Paranoia film). This discussion will be guided by Juang Manyala (Prolog Studio) as moderator. This talkshow was held virtually through the Zoom Rumata' ArtSpace application starting at 18.30 WIB / 19.30 WITA. Please register at the following link: https://bit.ly/diskusiparanoia2021 or click the link in bio @prolog_studio and @rumata_artspace.
This discussion is delivered to you by Miles Films, Rumata' Artspace, Makassar SEAScreen Academy, Prolog Studio and media partner Pmancar (www.pmancar.com)
Rumata Artspace - Makassar International Writers Festival, Klub Buku Makassar, Klub Buku Narasi dan Simpul Grup berkolaborasi membincangkan karya terbaru Lala Bohang, Waking Up for the First Time pada tanggal 13 November 2021 via Zoom dan live Youtube. Simpul Aksara Grup resmi merilis buku ke-9 Lala yang ditulis selama masa pandemi COVID-19 ini berupaya mendekati sebuah pertanyaan tentang rutinitas dan kedirian, bagaimana rasanya bangun sebagai diri sendiri? Diri baik dan buruk yang turut tumbuh bersama kamu. Dalam buku ini, bangun menjadi sesuatu yang personal sekaligus universal karena setiap orang dilahirkan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang unik.
Buku ini dibuka oleh kisah seekor serangga keras kepala yang iseng memasuki telinga seorang gadis kecil di pagi buta, tempat tidur ukuran Queen yang sibuk bergosip soal pemiliknya, sebuah semesta aneh di bawah tempat tidur yang selalu berubah, seorang wanita yang kerap melupakan hal-hal penting tentang dirinya sendiri, proses transformasi Google Calendar menjadi perangkat untuk menjaga kewarasan diri, beberapa metode menahan kencing di waktu-waktu terjepit, kekecewaan terhadap mie shirataki, dan penemuan terkini yang menasbihkan jarak sebagai salah satu bahasa cinta modern.
Rumata' ArtSpace - SEAscreen Academy and KawanKawan Media held a screening of Makbul Mubarak's short films in order to promote the Indonesian director, Makbul Mubarak's, first feature-length film, entitled Autobiography, which will soon be released in theaters. The short films are:
1. Sugih (2015)
2. Ruah (2016)
3. A Plastic Cup of Tea Before Her (2019)
Screening took place on Sunday 14 November 2021 with two screens:
Screen 1: 14.00 WITA
Screen 2: 20.00 WITA
We implemented strict health protocols. The number of viewers was limited, only 25 people per screen.
Sebagai festival ambassador Jakarta Film Week, Shenina Cinnamon berharap generasi muda bisa ikut menikmati adanya festival film. Termasuk Jakarta Film Week, yang akan diadakan pada 18-21 November 2021 mendatang di CGV Grand Indonesia, Metropole Cinema XXI dan Ashley Hotel, Jakarta.
Menurut Shenina film-film yang akan tayang di Jakarta Film Week merupakan film yang spesial. Selain beberapa di antaranya sudah pernah mengikuti festival bergengsi internasional, juga ada yang baru perdana tayang di Indonesia.
Karena itu, Shenina sangat antusias untuk menonton film-film yang akan tayang di festival film bertaraf internasional yang dipersembahkan oleh Disparekraf DKI Jakarta tersebut. Dari semua film yang akan tayang, berikut beberapa film pilihan Shenina Cinnamon.
Safira Devi Amorita is an alumnus of Hasanuddin University. In the process of completing her studies, she made Rumata' ArtSpace an object of research in the field of cultural diplomacy in Indonesia. This study aims to determine the implementation of Rumata' Artspace’s cultural programs which include the practice of Indonesian cultural diplomacy and to determine the role of Rumata' Artspace as an actor of Indonesian cultural diplomacy. The research method used in the preparation of this thesis is a qualitative research type which is presented descriptively. The data collection techniques used by the author are observation and literature review to collect secondary data from articles, news, journals, documentation of Rumata' Artspace programs, and publications of Rumata' Artspace programs. In analyzing and presenting the data, the author uses qualitative analysis techniques accompanied by deductive writing techniques. The results of this study indicate that Rumata' Artspace cultural programs can be categorized as Indonesian cultural diplomacy efforts because they fulfill the main elements of cultural diplomacy, namely the involvement of actors, goals, activities, and audiences. In addition, this study also shows that Rumata' Artspace is one of the NGOs that is able to carry out its role as an actor of Indonesian cultural diplomacy. This is due to the management of the potential and resources of Rumata' Artspace which is able to fulfill three strategies for implementing cultural diplomacy, namely connection, consistency, and innovation.
Menjelang Jakarta Film Week 2021 akan berlangsung pada 18 - 21 November mendatang, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Road to Jakarta Film Week 2021, yang merupakan acara pra festival yang akan diselenggarakan pada 5 - 7 November 2021.
Road to Jakarta Film Week 2021 akan menayangkan empat film tematik pilihan para kurator yang mewakili bidang keahlian masing-masing. Kurator tersebut, antara lain Nia Dinata (sutradara), Asmara Abigail (aktor), dan Amir Siregar (kritikus).
Film yang dipilih akan menggambarkan Jakarta dalam sinema yang berasal dari tiga periode waktu, yakni 1950-1969, 1970-1989, 1990-2010. Film yang dipilih oleh para kurator dan akan ditayangkan yaitu, “Asmara Dara” karya Usmar Ismail yang rilis tahun 1958. “Cintaku di Rumah Susun” karya Nya’ Abbas Akup rilis 1987, “Opera Jakarta” karya Sjuman Djaya yang rilis 1985 dan “Love” karya Kabir Bhatia yang rilis 2008 lalu.
Ahead of Jakarta Film Week 2021 which will take place on 18-21 November, the DKI Jakarta Provincial Tourism and Creative Economy Office held Road to Jakarta Film Week 2021, which is a pre-festival event held on 5-7 November 2021.
Road to Jakarta Film Week 2021 showed four thematic films selected by the curators who represent their respective fields of expertise. The curators include Nia Dinata (director), Asmara Abigail (actor), and Amir Siregar (critic).
The selected films depict Jakarta in cinema originating from three time periods, namely 1950-1969, 1970-1989, 1990-2010. The films selected by the curators were Usmar Ismail's “Asmara Dara” which was released in 1958. Nya' Abbas Akup's “Love in the Flats” was released in 1987, Sjuman Djaya's “Opera Jakarta” was released in 1985 and “Love ” by Kabir Bhatia which was released in 2008
Mengisi aplikasi hibah dan formulir evaluasi, menengahi konflik, memastikan kesejahteraan pekerja seni lainnya hanyalah beberapa di antara tugas sehari-hari yang dikerjakan oleh manajer seni dewasa ini. Selain itu, mereka dituntut mampu menjaga kelangsungan sebuah inisiatif atau institusi yang tengah menghadapi berbagai kondisi menantang. Mereka harus terampil menggunakan beragam perangkat lunak, bekerja secara efisien dan etis, serta mengikuti wacana dan tren terkini.
Meskipun berperan penting, manajer seni sering kali tidak mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kecakapan mereka. Akses ke pelatihan lanjutan terbatas. Posisi ini dicirikan oleh pendekatan “belajar sambil bekerja”, cenderung diwarnai oleh rutinitas, dan menderita dikejar-kejar tenggat.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia