Bulan Maret ini kami kembali mengabarkan informasi seputar Rumata’, program-program kerja sama yang telah dikerjakan dengan lembaga dan komunitas serta rekomendasi yang potensial dapat diikuti oleh praktisi, penulis dan seniman, terutama dari kawasan Timur Indonesia.
BASAsulsel Wiki telah resmi dirilis pada tanggal 8 Maret yang lalu untuk mempertahankan bahasa daerah yang perlahan-lahan terkikis oleh perubahan zaman. Selain itu, Rumata’ sebentar lagi akan mengumumkan secara resmi lokakarya digital bagi komunitas Indonesia Timur. Kisah Senyap, pameran foto yang diselenggarakan bersama PannaFoto Institute, Kurawal Foundation, dan PFI Makassar berjalan dengan sangat baik dan lancar.
Artikel penting mengenai “Rumah” dari Ais Nurbiyah Al-Jum'ah mengenai perjalanan dan risetnya bersama masyarakat adat To Wana menjadi bacaan menarik bagi sahabat Rumata’ dan tulisan Ilda Karwayu perihal program #BakuBantu kolaborasi Makassar International Writers Festival (MIWF) dan Dewi ‘Dee’ Lestari yang telah berjalan.
Kami akan sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Salam, dan selamat membaca!
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Penulis Bulan Februari 2022: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Ais Nurbiyah Al-Jum'ah, Aziz Albar, Tri Sandi Setiawan Nteya, Ilda Karwayu, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge
This March we again share information about Rumata's collaborative programs that have been carried out with institutions and communities as well as recommendations that have the potential to be followed by practitioners, writers and artists, especially from Eastern Indonesia.
BASAsulsel Wiki was officially released on March 8 last to maintain the regional language which is slowly being eroded by the changing times. In addition, Rumata' will soon officially announce a digital workshop for the Eastern Indonesian community. The Silent Story, a photo exhibition organized with the PannaFoto Institute, Kurawal Foundation, and PFI Makassar went very well and smoothly.
An important article about “Rumah” from Ais Nurbiyah Al-Jum'ah regarding her travels and research with the indigenous people of To Wana became interesting reading for Rumata's friends and Ilda Karwayu's writings about the #BakuBantu program in collaboration with the Makassar International Writers Festival (MIWF) and Dewi 'Dee ' Lestari.
We will be very happy if you are willing to be a contributor to submit writing, reviews, or even criticism about Indonesian arts and culture, especially Eastern Indonesia. We believe that the diversity of perspectives is one of the luxuries that we can always offer.
Greetings, and happy reading!
Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Director of Programs and Partnerships
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Author Contributors March 2022: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Ais Nurbiyah Al-Jum'ah, Aziz Albar, Tri Sandi Setiawan Nteya, Ilda Karwayu, Ifdhal Ibnu
Translator: Edan Runge
Hey MIWF Friends! ️
We miss meeting you face to face. .
Let's make an appointment, we will meet in Makassar, at #MIWF2022 which will be held on 23-26 June.
Several activities will also be held virtually, both live and pre-recorded.
The point is, in June we will meet in Makassar. Secure time off or holidays for #JuniKeMakassar #MIWF2022
This beautiful artwork was drawn by @konijnate 🙆🏻♀️
Tradisi lisan hidup di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Selatan yang diperkenalkan oleh lingkungan sekitarnya baik itu keluarga, maupun budaya yang dituturkan dari satu generasi ke generasi lainnya. BASAsulsel Wiki Bersama Basabali Wiki hadir sebagai wujud pemertahanan bahasa daerah. Bekerja sama dengan Rumata’ Artspace, Makassar International Writers Festival di Makassar menjalankan sebuah Inisiatif bertajuk "Meningkatkan Partisipasi Kaum Milenial di Makassar dan Kabupaten Gowa terhadap Isu-Isu Publik” hadir di tahun 2021 dan akan berjalan hingga 2024.
BASAsulsel Wiki bekerja sama BASAbali Wiki menggelar diskusi milenial bertema “Sakranna Anak Mudayya” sekaligus launching BASAsulsel Wiki yang dilaksanakan pada Selasa, 8 Maret 2022. Diskusi dilaksanakan di Rumata’ Artspace, Jalan Gunung Sari, Bontonompo, Makassar.
Bertema Sakranna Anak Mudayya yang berarti suara anak muda. Dalam Diskusi Milenial dan peresmian BASAsulsel ini, menghadirkan beberapa pembicara diantaranya, Asiz Nojeng (Himpunan Pelestari Bahasa Daerah), I Gde Nala Antara (Ketua Dewan Pembina BASAbali Wiki), Rijal Jamal (Konten Kreator), Daeng Konjo (Selebgram Makassar), Wildhan Burhanuddin (Koordinator Program BASAsulsel Wiki).
Bangsa ini berada pada era dimana penduduknya didominasi oleh generasi Y atau milenial. Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk nonproduktifnya. Seharusnya ini menjadi kabar baik dan diimbangi dengan hadirnya ruang partisipasi yang optimal di Indonesia. Berupa fasilitas untuk kaum muda dalam menyuarakan isu nasional yang relevan dengan kebutuhannya. Seperti pendidikan literasi, perubahan iklim dan sejumlah isu penting lainnya.
BASAsulsel Wiki in collaboration with BASAbali Wiki held a millennial discussion with the theme "Sakranna Anak Mudayya" as well as the launching of BASAsulsel Wiki which was held on Tuesday, March 8, 2022. The discussion was held at Rumata' Artspace, Jalan Gunung Sari, Bontonompo, Makassar.
Themed Sakranna Anak Mudayya, which means the voice of youth. In the Millenials’ Discussion and the inauguration of the South Sulawesi BASA, several speakers participated including, Asiz Nojeng (Regional Language Conservation Association), I Gde Nala Antara (Chairman of the BASAbali Wiki Board of Trustees), Rijal Jamal (Content Creator), Daeng Konjo (Makassar Selebgram), Wildhan Burhanuddin (BASAsulsel Wiki Program Coordinator).
The Indonesian nation is in an era where the population is dominated by generation Y or millennials. The productive age population (15-64 years) is greater than the number of the non-productive population. This should be good news and balanced with the presence of an optimal space to participate in Indonesia, in the form of facilities for young people to voice national issues that are relevant to their needs. For example, literacy education, climate change and a number of other important issues.
Rumata' Initiated a Digital Workshop for the Eastern Indonesia Community
Rumata’ ArtSpace akan menyelenggarakan workshop digital secara hybrid di bulan Juni - November 2022. Dengan bantuan dari Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru, Rumata’ ingin mengajak para komunitas untuk memproduksi narasi alternatif dan kreatif dari kawasan Timur Indonesia melalui media audio-visual dengan output: video. Dengan mengundang mentor dan praktisi yang ahli, para peserta menggagas cerita dan narasi bersama dalam konteks dan lokalitasnya masing-masing secara mengikat dan menarik.
Lokakarya bersifat kolaboratif dapat membangun citra kota, daerah, kawasan serta mempromosikan, mendokumentasikan dan mengarsipkan nilai-nilai budaya, keragaman sebagai bangsa Indonesia.
Lokakarya ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membangun wawasan dan identitas keragaman dengan konten digital sebagai ujung tombak pendokumentasian, pengarsipan dan promosi kota/daerah. Selain itu, terciptanya ekosistem distribusi pengetahuan dan kecakapan digital sehingga komunitas budaya di Indonesia Timur dapat menyuarakan sendiri aspirasi/ekspresi mereka dengan pendekatan yang lebih terbuka dan populer, serta terbangunnya kapasitas produksi digital bagi komunitas budaya di Indonesia Timur. Peserta yang terlibat adalah komunitas dari Indonesia Timur dengan seleksi yang sangat ketat.
Rumata' ArtSpace and will hold a hybrid digital workshop in June - November 2022. With assistance from the Directorate of Film, Music and New Media, Rumata' would like to invite the community to produce alternative and creative narratives from Eastern Indonesia through audio-visual media with output : videos. By inviting expert mentors and practitioners, the participants came up with stories and narratives together in their respective contexts and localities in an interesting way.
Collaborative workshops can build the image of cities, regions, regions and promote, document and archive cultural values, diversity as an Indonesian nation.
This workshop was held with the aim of building diversity, insight and identity with digital content as the spearhead of the city and region’s documentation, archiving and promotion. In addition, it aimed to promote the creation of an ecosystem for the distribution of digital knowledge and skills so that cultural communities in Eastern Indonesia can voice their aspirations/expressions with a more open and popular approach, and build digital production capacity for cultural communities in Eastern Indonesia. The participants involved are communities from Eastern Indonesia after a very competitive selection process.
More detailed information regarding this activity will be officially announced in the near future on all Rumata' social media platforms. For communities in various regions of Eastern Indonesia, it is advised to immediately prepare proposals from now.
PannaFoto Institute bersama Kurawal Foundation, serta Pewarta Foto Indonesia (PFI) Makassar mempersembahkan pameran foto ‘Kisah Senyap’ di Rumata’ ArtSpace, Kota Makassar, 26 Februari-6 Maret 2022.
’Kisah Senyap’ merangkum sedikit dari sekian banyaknya kisah-kisah komunitas yang sedang memperjuangkan hak dasar mereka, baik secara kolektif maupun individu. Ketika kita seringkali mendengar slogan ‘dunia yang lebih baik’ digaungkan, pada perjalanannya ada banyak manusia yang dipaksa menanggung harga tak ternilai untuk kita menuju kehidupan dan dunia yang lebih baik itu. Peristiwa-peristiwa nestapa mereka hanya menjadi perbincangan sesaat, kemudian terlupakan. Senyap.
Dari Papua, fotografer Albertus Vembrianto menuturkan, perubahan sungai sebagai dampak dari pembuangan tailing perusahaan tambang di Kabupaten Mimika, Papua. Perusahaan yang beroperasi sejak 1967 tersebut telah memodifikasi sungai Otomona untuk mengalirkan limbah ke laut dengan membangun tanggul di tiap sisi sungai yang berakibat menutup aliran-aliran sungai Otomona ke sungai-sungai lain.
Penulis: Ilda Karwayu
Realisasi tiga proposal penerima dana bergulir Program #BakuBantu akan dilaksanakan sepanjang 2022. Di awal tahun ini masing-masing kelompok/komunitas menguatkan revisi linimasa project dalam proposal mereka. Sejumlah perubahan kondisi dan tanggal eksekusi kegiatan menjadi pertimbangan revisi linimasa tersebut. Setelah seluruh revisi diterima tim MIWF, Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepatakan ditandatangani oleh masing-masing perwakilan kelompok/komunitas.
“Jangan mi ke mana-mana kalau tidak ada urusan yang penting.” Begitu ungkapan orang tua yang sering didengarkan kepada anak, khususnya untuk anak perempuan. Tatkala, ibu mengatakan hal serupa, saya terdiam. Saya tidak pernah membayangkan bahwa “ke mana-mana” atau melakukan perjalanan merupakan urusan yang tidak penting. Perjalanan adalah tentang membawa tubuh bertemu dengan tubuh yang lain. Interaksi antar-manusia itu tentu tidak dapat disebut sebagai peristiwa yang tidak cukup penting. Ketika pertemuan antar-tubuh diisi dialog-dialog pemikiran, maka kemudian, perjalanan itu disebut berpengaruh. Ketika, dialog-dialog pemikiran beralih pada ikatan perasaan, maka sebenarnya kita telah melakukan perjalanan menemukan “rumah”.
Saya mengingat, dalam sebuah kuliah, dosen saya, Ibu Christina T. Suprihatin, pernah menjelaskan konsep rumah menurut Benzi Zhang. Menurutnya, rumah bukanlah sekadar bangunan fisik, tapi juga konstruksi yang berhubungan dengan jiwa dan perasaan. Lebih rinci, Benzi Zhang menyebut rumah sebagai identitas, dan sebagaimana identitas itu sendiri, tak pernah statis- selalu bergerak dan bertransformasi.
YB Mangunwijaya dalam ulasannya tentang rumah, menjelaskan “Bangunan, biar benda mati tidak berarti tak ‘berjiwa’. Rumah yang kita bangun ialah rumah manusia. Oleh karena itu merupakan sesuatu yang sebenarnya selalu dinapasi oleh kehidupan manusia, oleh watak dan kecenderungan-kecenderungan, oleh napsu dan cita-citanya. Rumah selalu citra sang manusia pembangunnya…. rumah membahasakan kita.” Hasrat ber-rumah yang dipikirkan YB Mangunwijaya mengingatkan saya pada cerita ber-rumah masyarakat adat To Wana, yang tinggal di tengah hutan Sulawesi Tengah, tepatnya di Uetea.
Panggilan ini untuk perempuan pekerja seni budaya di Indonesia, yang tertantang menyelami hubungan antara perempuan dan laut, melalui praktik nyata hidup bersama para awak kapal Arka Kinari dalam pelayaran mengarungi laut utara Bali dan Jawa. Kamukah orangnya?
Target program ini mencari peserta khusus perempuan, pekerja seni (peneliti, seniman, aktivis budaya), punya trajektori karya dan/atau aktivisme yang berhubungan dengan laut, berusia dewasa, bisa berenang, tidak takut laut, dan sudah/akan menerima vaksinasi COVID-19 yang ketiga, silakan menjawab serangkaian pertanyaan di: tiny.cc/formulirmelaut
Lamaran akan ditunggu selambat-lambatnya tanggal 25 Maret 2022 pukul 23.59 WIB.
Sebelum berlayar selama 2 minggu bergantian sepanjang Juli-Oktober 2022, pelamar yang diterima harus mengikuti Orientasi Kolektif pada 21-23 April 2022 di tempat kapal berlabuh, yakni di Pelabuhan Serangan, Bali. Info lebih lanjut, silakan baca tanya-jawab umum di: tiny.cc/tanyajawabmelaut
Selain pengalaman bertahan hidup di laut lepas, peserta akan mendapat kesempatan menciptakan proses belajar yang lintas batas, yang mengasah kepekaan dan memperkaya perspektif dalam berkarya. Panggilan Melaut ini mengajakmu merambah zona hubungan antara perempuan dengan batas-batas geopolitik, kecairan budaya dalam alam bahari, dan solidaritas gerakan perubahan iklim.
Panggilan Melaut ini dikelola oleh kerja sama Peretas dan Arka Kinari.
Foto-foto oleh BNPB, Grey Filastine, Twan Im, dan awak kapal Arka Kinari.
#PerempuanLintasBatas
#PanggilanMelaut
#ArkaKinari
#OpenCall
#PanggilanBerkumpul2022
#IWD2022
Halo Basodara dong semua!!
Persiapkan diri/tim kalian untuk Kupang Movie Camp!
Sebuah program edukasi terbaru dari Komunitas Film Kupang, berupa workshop jangka panjang tentang perfilman, mulai dari tahap workshop, riset, hingga produksi film pendek!
Program ini merupakan ruang belajar dan berkembang bersama dengan tujuan untuk menghasilkan karya-karya film yg mengangkat isu yang dekat dengan kita sebagai produk edukasi bagi masyarakat luas, dan juga bersama kita melahirkan dan menumbuhkan sineas-sineas muda yang akan memajukan ekosistem perfilman di NTT terkhusus di Kupang!
Kupang Movie Camp akan hadir berupa workshop yang dibungkus dalam bentuk camping bersama!
SEGERA! 2022!
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia