Dua program unggulan Rumata’ ArtSpace telah dirilis bulan lalu, yakni Makassar International Writers Festival (MIWF) dan Bacarita Digital. MIWF sendiri berkomitmen menyelenggarakan kegiatan dengan berkontribusi memikirkan sistem pengolahan sampah dan penghitungan emisi selama festival berlangsung. Rumata’ juga berhasil menyelenggarakan Bacarita Digital sesi 1 dengan mengundang tiga komunitas terpilih, Dari Halaman Rumah (Pangkep, Sulawesi Selatan), Hakola Huba (Sumba Barat, NTT) dan Indonesia Art Movement (Jayapura, Papua) bersama mentor dan co-mentor serta kelas-kelas yang berlangsung secara hybrid.
Bacarita Digital secara khusus dibuka oleh Direktur Perfilman, Musika dan Media, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra. Beliau juga menyatakan komitmennya untuk mendukung keberlanjutan Bacarita Digital selama beberapa tahun yang akan datang. Dua program utama Rumata’ ArtSpace dapat disimak melalui ulasan singkat dari Abdussalam Syukri, sebagai kontributor newsletter. Selain itu, program-program online masih dapat disimak dengan berkunjung ke Youtube Rumata’ Artspace. Khusus materi dari salah satu fasilitator, M. Nawir, dapat dibaca dengan judul, Bacarita Identitas Ketimuran Di Era Digital.
Bagi sahabat Rumata’ yang ingin tertarik pada bidang fotografi, dapat mengikuti beasiswa dari Photo Demos dengan mengikuti program Workshop Cerita Dari Timur yang terbuka sampai 22 Juli 2022 mendatang.
Kami akan sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan Juli 2022: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, M. Nawir, Aziziah Aprilia, Aziz Albar, Abdussalam Syukri, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge & Abdussalam Syukri
Two of Rumata' ArtSpace flagship programs were released last month, namely Makassar International Writers Festival (MIWF) and Bacarita Digital. MIWF itself is committed to organizing activities by contributing to thinking about waste management systems and calculating emissions during the festival. Rumata' also succeeded in organizing the first Bacarita Digital session by inviting three selected communities from Home Pages (Pangkep, South Sulawesi), Hakola Huba (West Sumba, NTT) and the Indonesia Art Movement (Jayapura, Papua) with mentors and co-mentors as well as classes, which took place in a hybrid manner.
Bacarita Digital was specially opened by the Director of Film, Music and Media, Director General of Culture of The Ministry of Education, Culture, Research and Technology,, Ahmad Mahendra. He also stated his commitment to support the sustainability of Bacarita Digital for the next few years. The two main programs of Rumata' ArtSpace can be understood through a brief review from Abdussalam Syukri, as a contributor to the newsletter. In addition, online programs can still be watched by visiting Youtube Rumata' Artspace. In particular, the material from one of the facilitators, M. Nawir, can be read under the title, Bacarita Eastern Identity in the Digital Era.
For Rumata's friends who are interested in the field of photography, they can take part in a scholarship from Photo Demos by participating in the Stories From the East Workshop program which is open until July 22, 2022.
We will be very happy if you are willing to be a contributor to submit writings, reviews, or even criticisms about Indonesian arts and culture, especially Eastern Indonesia. At Rumata’, we believe that we can always offer a diversity of perspectives.
Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Director of Programs and Partnerships
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors July 2022: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, M. Nawir, Aziziah Aprilia, Aziz Albar, Abdussalam Syukri, Ifdhal Ibnu
Translator: Edan Runge & Abdussalam Syukri
Berdampak Pada Lingkungan, MIWF 2022 Wujudkan Aktivitas Rendah Karbon
Oleh: Jawa Pos
Bukan Makassar International Writers Festival (MIWF) jika tidak menjadi ”cerita”. Tahun ini festival literasi yang selalu mengedepankan lingkungan tersebut mencanangkan tema Awakening. MIWF menggugah masyarakat untuk lebih peduli pada tindakan mereka dan dampaknya terhadap lingkungan.
Jauh-jauh hari, Direktur MIWF Lily Yulianti Farid menyatakan bahwa festival kali ini digelar hybrid. Luring dan daring. Luring terbatas di Rumah Budaya Rumata Artspace dan daring seperti tahun sebelumnya. Sebagai kelanjutan komitmen MIWF terhadap lingkungan, pada 2022 ini panitia menghitung jejak karbon selama festival berlangsung.
"Yang hadir langsung sekitar dua ribu. Tentu bukan hal mudah mengontrol aktivitas orang sebanyak itu,” kata Lily saat dihubungi Jawa Pos pada akhir bulan lalu.
Festival yang dihadiri para penggiat literasi dari berbagai wilayah Nusantara itu juga diramaikan oleh para tamu undangan dari mancanegara. Ada pula para pekerja migran perempuan Indonesia yang tersebar di beberapa negara Asia.
By: Jawa Pos
It’s not the Makassar International Writers Festival (MIWF) if it doesn't become a “story”. This year, the literacy festival, which always prioritizes the environment, has launched the theme of Awakening. MIWF inspires people to care more about their actions and their impact on the environment.
Long ago, MIWF Director Lily Yulianti Farid stated that this year's festival was a hybrid. Offline and online. Offline is limited to the Rumata Artspace House of Culture and online as in previous years. As a continuation of MIWF's commitment to the environment, in 2022 the committee calculated the carbon footprint during the festival.
"There were around two thousand who attended directly. Of course, it is not easy to control the activities of that many people,” said Lily when contacted by Jawa Pos at the end of last month.
The festival, which was attended by literacy activists from various regions of the archipelago, was also enlivened by invited guests from abroad. There were also Indonesian female migrant workers scattered in several Asian countries invited as guests.
Hasilkan Konten Budaya, Bacarita Digital Diharapkan Jadi Agenda Rutin
Producing Cultural Content: Bacarita Digital Is Expected To Be A Routine Agenda
MAKASSAR - Direktur Perfilman, Musik dan Media Dirjen Kebudayaan dan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra membuka secara resmi kegiatan Bacarita Digital dengan program Penulisan Outline Audio Visual, di Rumata Art Space, Sabtu (2/7/2022).
Ahmad Mahendra memberikan apresiasi terhadap inisiasi Rumata dalam memberikan wadah edukasi bagi para konten kreator yang ada di Indonesia Bagian Timur mengenai tahap memproduksi serial konten audio visual yang baik, utamanya terkait budaya dan kehidupan warga pedesaan.
“Kita mengapresiasi kegiatan ini yang memang sebenarnya telah kita susun dilaksanakan di Flores, Maumere, NTT, tapi Rumata lebih dulu mengadakan kegiatan ini jadi ini sangat luar biasa,” paparnya.
MAKASSAR - Director of Film, Music and Media Director General of Culture at the Ministry of Education, Culture, Research and Technology, Ahmad Mahendra, officially opened Bacarita Digital activities with the Audio Visual Outline Writing program, at Rumata Art Space on Saturday (2/7/2022).
Ahmad Mahendra appreciated Rumata's initiation in providing an educational platform for content creators in Eastern Indonesia regarding the stages of producing good audio-visual content series, especially related to culture and rural life.
"We appreciate this activity which we actually arranged to do in Flores, Maumere, NTT, but Rumata first held this activity, which was truly extraordinary," he explained.
Oleh: Abdussalam Syukri
Tidak hanya Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022 yang dimotori oleh Rumata’ Artspace, kegiatan lain yang tidak kalah serunya diadakan oleh Rumata’ Artspace ialah Bacarita Digital. Sebuah pelatihan dalam memproduksi konten digital dalam tiga tahapan bagi para pekerja seni di Indonesia Timur. Rumata’ hadir untuk membantu para kreator konten dalam upaya menggagas cerita, narasi, dan nilai budaya dari berbagai macam keragaman konteks lokalitas masing-masing seniman.
Didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rumata’ berhasil dalam berlangsungnya Bacarita Digital. Program Bacarita yang diampu oleh para kreator konten, mentor, pemateri, dan pembuat film terkemuka di Indonesia tentunya membuat program ini menjadi sangat seru dan membawa manfaat bagi para kreator di Indonesia Timur.
Beberapa konten kreator, mentor, dan pembuat film di Indonesia yang hadir dalam Bacarita Digital yang lalu antara lain Yusuf Radjamuda (Sutradara Mountain Song, 2019), Chairun Nissa (Sutradara Semesta, 2018) dan Ratrikala Bhre Aditya (Sutradara Film C’est La Vie, 2017).
By: Abdussalam Syukri
Besides the Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, which is driven by Rumata' Artspace, another no less exciting activity held by Rumata' Artspace is Bacarita Digital, a three stage training in producing digital content for art workers in Eastern Indonesia. Rumata' is here to help content creators in their efforts to come up with stories, narratives, and cultural values from a wide variety of contexts for each artist's locality.
Supported by the Directorate of Film, Music and Media from the Ministry of Education and Culture, Rumata' succeeded in carrying out Bacarita Digital. The Bacarita program, which is led by leading content creators, mentors, presenters, and filmmakers in Indonesia, certainly makes this program very exciting and brings benefits to creators in Eastern Indonesia.
Several content creators, mentors, and filmmakers in Indonesia who were present at Bacarita Digital last year included Yusuf Radjamuda (Director of Mountain Song, 2019), Chairun Nissa (Director of Semesta, 2018) and Ratrikala Bhre Aditya (Director of Film C'est La Vie , 2017).
Oleh: Abdussalam Syukri
Makassar International Writers Festival (MIWF) yang dimotori oleh Rumata’ Artspace kembali terselenggara di tahun 2022 ini. Setelah memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 yang semakin terkontrol, pihak Rumata’ ArtSpace mengambil langkah yang sangat ditunggu oleh para pecinta sastra khususnya di Kota Makassar dengan mengadakan MIWF 2022 yang berlokasi di Galeri dan halaman belakang Rumata’.
Kendati kondisi pandemi Covid-19 yang kian hari kian terkontrol, Rumata’ Artspace mengadakan MIWF dengan sistem Hybrid Event. Bagi kalian yang baru mendengar istilah Hybrid Event, jadi Hybrid Event merupakan suatu istilah untuk mengungkapkan konsep acara yang menggabungkan antara pertenuan offline dan online.
Seorang seniman asal Italia, Valeria Puzzovio, membericarakan soal kebebasan dan kelahiran kembali untuk MIWF 2022, “Setelah pandemi, saatnya telah tiba untuk hidup kembali dan mewujudkan impian kita,” ungkap Valeria. Senada dengan hal itu, MIWF 2022 hadir dengan tema Kebangkitan: Awakening.
By: Abdussalam Syukri
The Makassar International Writers Festival (MIWF) led by Rumata' Artspace was held again in 2022. After paying attention to the increasingly controlled conditions of the Covid-19 pandemic, Rumata' ArtSpace took the step that was eagerly awaited by literary lovers, especially in Makassar City, by holding MIWF 2022 which was located in the Gallery and Rumata' backyard.
Because of the increasingly controlled Covid-19 pandemic conditions, Rumata' Artspace held MIWF with a Hybrid Event system. For those of you who have not heard the term Hybrid Event, it is a term to express the concept of an event that combines offline and online meetings.
An Italian artist, Valeria Puzzovio, talked about freedom and rebirth for MIWF 2022, “After the pandemic, the time has come to live again and make our dreams come true,” said Valeria. In line with that, MIWF 2022 comes with the theme of Awakening.”
Bacarita Identitas Ketimuran Di Era Digital
OLEH: M. Nawir: Fasilitator Bacarita Digital, Freelancer, Ketua Bidang Seni Budaya IKA Unhas
Tulisan ini merupakan narasi lisan yang dibahas dalam workshop Bacarita: Identity and Belonging (Rumata Artspace, 30 Juni 2022). Penulis mewacanakan persoalan identitas, entitas ketimuran, dan aktualitasnya di era digital.
Berwacana dalam pergaulan orang muda dipahami dalam pengertian “unjuk-gagasan”, “ngomong doang”, “cerita melulu”, “kultum” alias kuliah tujuh menit. Tidak salah juga karena berwacana merupakan kemampuan bertutur. Hermeneutika mendefinisikan wacana lisan merupakan tulisan yang diucapkan sebagaimana wacana tulisan adalah ucapan yang dibakukan. Cerita lisan maupun tulisan terikat konteks, situasi dan ruang tertentu yang merepresentasi entitas aktual. Semisal kita memahami ungkapan mallempa orowane, majjujung makkunreie. Teks ini melekat pada sistem pewarisan, dua bagian laki-laki dan satu perempuan. Kita dapat memaknai teks ini dari konsepsi kesetaraan gender. Memikul dan menjunjung adalah peran-peran yang dapat dipertukarkan. Dalam keseharian berlaku dalil kepantasan, menjadi tidak lazim mengharuskan perempuan memikul, laki-laki menjunjung.
By: M. Nawir: Bacarita Digital Facilitator, Freelancer, Head of the Cultural Arts Division of IKA Unhas
This article is a discussion of the Bacarita: Identity and Belonging workshop (Rumata Artspace, 30 June 2022). The author discusses the issue of identity, eastern entities, and their relevance in the digital era.
Discourse in the association of young people is understood in terms of “showing ideas”, “just talking”, “only stories”, or “cult” aka a seven-minute lecture. It is also not wrong because discourse is the ability to speak. Hermeneutics defines oral discourse as spoken writing and written discourse as standardized speech. Oral and written stories are bound by certain contexts, situations and spaces that represent actual entities. For example, we have the expression mallempa orowane, majjujung makkunreie. This text is attached to the inheritance system, two parts male and one female. We can interpret this text from the concept of gender equality. Bearing burdens are interchangeable roles. In everyday life, the argument of propriety applies, it is not common to force women or men to carry things above their shoulders.
Keseruan MIWF 2022
Keseruan Bacarita Digital
FELLOWSHIP: ARTS FOR GOOD
Singapore International Foundation tahun ini membuka kesempatan fellowship lewat Arts for Good 2022. Rencananya, fellowship akan digelar dalam format hibrid: kelas daring pada 5-7 Oktober, 11 November, dan 9 Desember 2022, sementara lokakarya luringnya bakal diadakan di Singapura pada 9-13 Januari 2023.
Saat di kelas daring nanti, materinya berfokus pada pengembangan kapasitas, dengan transfer keterampilan antarpeserta fellowship yang berasal dari beragam latar belakang. Sedangkan di kelas luring yang berlangsung di Singapura, peserta diajak untuk saling memperdalam koneksinya dengan beragam pemangku kepentingan, lewat pelatihan pengalaman, trip pembelajaran, berbagi, sesi berjejaring, dan berdialog dengan ‘pemain kunci’ di industri seni.
Nah, proses seleksinya sekarang udah dibuka, dan bakal ditutup 25 Juli mendatang jam 23.59 WIB.
This year, the Singapore International Foundation is opening up fellowship opportunities through Arts for Good 2022. The plan is for the fellowship to be held in a hybrid format: online classes on 5-7 October, 11 November and 9 December 2022, while the offline workshop will be held in Singapore on 9-13 January 2023.
During the online classes, the material will focus on capacity building, with the transfer of skills between fellowship participants who come from various backgrounds. While in the offline classes that took place in Singapore, participants were invited to deepen their connections with various stakeholders, through experiential training, learning trips, sharing, networking sessions, and dialogue with 'key players' in the arts industry.
The selection process is now open, and will close on July 25 at 23:59 WIB.
Open Call: Fotografer CERITA DARI TIMUR
Photo Demos mengundang teman-teman fotografer dan peminat fotografi yang berdomisili di wilayah Indonesia Timur!
Photo-Demos menyelenggarakan beasiswa dan workshop fotografi “CERITA DARI TIMUR” bagi 30 peserta yang berdomisili di Jayapura, Ternate, Palu dan sekitarnya (wilayah Indonesia timur).
Workshop daring dan luring (hybrid) akan berlangsung dari Juli hingga Agustus 2022, menawarkan teori, pengalaman praktik dan diskusi seputar fotografi sebagai medium untuk bercerita serta materi-materi pendukung antara lain riset, penulisan dan public speaking.
Beasiswa perjalanan menuju lokasi workshop (Jayapura/Ternate/Palu) bagi peserta terpilih, dan berkunjung ke Jakarta International Photo Festival (JIPFest) bagi 3 peserta dengan foto cerita terbaik.
Daftarkan dirimu sebelum 22 Juli, pukul 20.00 WIB melalui tautan berikut: bit.ly/WORKSHOPCERITADARITIMUR
Nara hubung Fairuz (0821-3502-4497). Bagikan kesempatan ini kepada teman-teman yang menurutmu akan mendapat manfaat dari program ini!
Kegiatan ini didukung oleh Kurawal Foundation @kurawalfund_id, @kelaspagipapua dan @magazinartspace.
Photo Demos invites photographers and photography enthusiasts who live in Eastern Indonesia!
Photo-Demos held a scholarship and photography workshop “STORY OF TIMUR” for 30 participants who live in Jayapura, Ternate, Palu and surrounding areas (eastern Indonesia).
The online and offline (hybrid) workshop will take place from July to August 2022, offering theory, practical experience and discussions about photography as a medium for storytelling as well as supporting materials including research, writing and public speaking.
Travel scholarships to the workshop location (Jayapura/Ternate/Palu) for selected participants, and a visit to the Jakarta International Photo Festival (JIPFest) for 3 participants with the best photo stories.
Register yourself before July 22, at 20.00 WIB via the following link: bit.ly/WORKSHOPCERITADARITIMUR
Fairuz is the contact person (0821-3502-4497). Share this opportunity with friends who you think will benefit from this program!
This activity is supported by the Kurawal Foundation @kurawalfund_id, @classpagipapua and @magazinartspace.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia