Awal tahun baru, semoga tahun ini disertai dengan energi baru pula. Bulan ini kami ingin menginformasikan mengenai gelaran literasi tahunan, Makassar International Writers Festival (MIWF) yang telah mengumumkan tanggal pelaksanaannya. Kami senang mendapatkan antusias dari para relawan dan pengunjung MIWF-Rumata’ setiap tahun.
Sebelum pergantian tahun, ada pameran bertajuk “HOPE” karya Hanifah Muslimah. Untuk membuka tahun 2023 ini, di Rumata’ ada “Gelar Karya Edukasi (GARASI): Bumi Kita Butuh Kita”. Ada juga artikel dari Nadya mengenai artikulasi keadaan sekitar melalui sastra dan musik. Kami juga menautkan arsip Rumata’ mengenai perjalanan Erni Aladjai ketika mengikuti residensi di Perth Australia.
Kami akan sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Salam, dan selamat membaca!
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan January 2023: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Khomeiny Imam, Nadya Dwi Chairunisa, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge
It’s the beginning of a new year. Hopefully this year will be accompanied by new energy as well. This month we would like to inform you about the annual literacy event, the Makassar International Writers Festival (MIWF), which has announced its dates. We are happy to enjoy the enthusiasm of MIWF-Rumata volunteers and visitors at the event every year.
Before the turn of the year, there was an exhibition titled "HOPE" by Hanifah Muslimah. To open 2023 at Rumata’, there is an "Educational Work Degree (GARASI): Our Earth Needs Us". In this edition, there is also an article by Nadya regarding the articulation of surroundings through literature and music. We also link Rumata' archives regarding Erni Aladjai's journey when she was an artist in residence in Perth Australia.
We will be very happy if you are willing to become a contributor to send writing, reviews, or even criticism about Indonesian art and culture, especially Eastern Indonesia. We believe that a diversity of perspectives is something that we can always offer.
Greetings, and happy reading!
Rachmat Mustamin
Director of Programs and Partnerships for Rumata' ArtSpace
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors January 2023: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Khomeiny Imam, Nadya Dwi Chairunisa, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge
Makassar International Writers Festival (MIWF) telah merilis tanggal pelaksanaannya tahun 2023 nanti. MIWF akan berlangsung pada tanggal 8-11 Juni 2023. Akun media sosial MIWF-Rumata’ meminta pendapat para followersnya untuk memberikan rekomendasi penulis yang dapat diundang pada saat MIWF nanti.
"Dea Anugrah. Buku-bukunya punya pengaruh besar untuk saya, terutama beberapa puisinya yang serupa Subagio: Ia mengajari cara lain dalam menghadapi kematian.” - @halforcxmicrochip
"Tere Liye, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Ika Natassa, plisssss” - @hijklmnicaaa
Bahkan ada pula yang menyatakan kesiapannya untuk menjadi volunteer MIWF nanti.
"Bismillah jadi volunteer MIWF 2023” - @amirulsir
"Asma Nadia” - @proximacentauriwithlollipop
"Okky Madasari” - @saadiyahmadjied
"Linda Christanty Kiki Sulistyo Afrizal Malna Cok Sawitry” - @teguhwira.s
Selama bertahun-tahun, nafas MIWF ialah relawan. Sehingga festival ini terasa dekat dan ditunggu setiap tahunnya. Festival literasi ini merupakan program tahunan dibawah payung Rumata’ ArtSpace untuk membicarakan wacana-wacana global terkini melalui literasi serta saling membuka akses, terutama bagi, untuk, dan dari Indonesia Timur.
The Makassar International Writers Festival (MIWF) has released a date for its implementation in 2023. MIWF will take place on 8-11 June 2023. MIWF-Rumata' social media account asked for the opinion of its followers to provide recommendations for writers who can be invited at MIWF later.
“Dea Anugrah. Their books have had a big influence on me, especially some of their poems that are similar to Subagio: They teach other ways of dealing with death.” - @halforcxmicrochip
“Tere Liye, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Ika Natassa, pleassssse” - @hijklmnicaaa
Some even expressed their readiness to become MIWF volunteers soon.
"With God’s blessing, I’ll become a MIWF 2023 volunteer" - @amirulsir._
“Asma Nadia” - @proximacentauriwithlollipop
“Okky Madasari” - @saadiyahmadjied
“Linda Christanty, Kiki Sulistyo, Afrizal Malna, Cok Sawitry” - @teguhwira.s
For many years, MIWF's life force has been its volunteers. This festival is highly anticipated every year. The literacy festival is an annual program under the umbrella of Rumata' ArtSpace, which discusses the latest global discourses through literacy and open access to each other, especially for those and from those in Eastern Indonesia.
Rumata' ArtSpace yang menaungi Makassar International Writers Festival (MIWF) dengan bangga mengumumkan bahwa seleksi Emerging Writers 2023 kembali dibuka. Seleksi ini merupakan ajang pencarian penulis dari Indonesia Timur untuk memperkenalkan karya-karya terbaik mereka sekaligus sebagai salah satu platform untuk menjajaki dunia kepenulisan profesional. Program Emerging Writers bertujuan untuk memberikan peluang kepada 5 (lima) penulis terpilih untuk memperdengarkan karyanya kepada dunia dan ikut terlibat dalam program-program dengan para penulis ternama dari Indonesia maupun Internasional dalam beberapa panel-panel diskusi di MIWF 2023. Sebagai wadah untuk menemukan bintang-bintang sastra masa depan, Rumata' ArtSpace dan MIWF, sangat berharap akan lebih banyak penulis lagi yang mendaftar dan terlibat dalam program-program seni dan budaya yang ada dalam salah satu perhelatan sastra terbesar yang ada di Indonesia.
Oleh: Khomeiny Imam
Berbicara tentang ‘harapan’ adalah berbicara tentang bagaimana manusia ditempa untuk bangkit dan terus tumbuh bertransformasi, ke dalam suatu masa yang membaik. Meskipun pada akhirnya harapan dan kenyataan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Saling mengiris dan menjahit satu sama lain. Lantas, siapa yang mengundang harapan ke dalam hidup sudah semestinya mendada ibarat menulis huruf di atas air. Sebab ia harapan tidak seperti memahat nama di atas batu. Siapa yang mengundang harapan ke dalam hidup adalah dia yang bernazar dengan berani melampaui segala ketidakmungkinan.
Sebagai seorang street artist, karya-karya Hanim banyak berbicara tentang potret perempuan yang banyak menyimpan kontinum harapan dalam gudang imajinasinya. Melakoni dunia grafiti, Hanim banyak terlibat dalam proyek-proyek jalanan bersama teman-teman yang selakon. Warna yang berani dan mencolok, seperti pink, ungu dan kuning, menjadi karakter Hanim yang menjadikan jalanan sebagai galeri utamanya.
By: Khomeiny Imam
Talking about 'hope' is talking about how humanity is forged to rise and continues to grow and transform in a better era. Although in the end hope and reality are two inseparable things, slicing and sewing one another. Then, whoever invites hope into life should suddenly write about it like letters on water. Because expressing hope is not like carving a name in stone. Whoever invites hope into life is someone who vows to boldly transcend all odds.
As a street artist, Hanim's works talk a lot about portraits of women who keep a continuum of hope in their imagination. Entering the world of graffiti, Hanim has been involved in many street projects with his friends. Bold and striking colours, such as pink, purple and yellow, are the characters of Hanim, who makes the streets their main gallery.
Project Based Learning Kelas Politik Lingkungan dalam Festival Kampanye Lingkungan Multilingual “Garasi (Gelar Karya Edukasi) Mahasiswa
Garasi (Gelar Karya Edukasi) Mahasiswa merupakan kegiatan festival dan kampanye lingkungan yang dikelola oleh Prodi Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas, antara lain Baraka Institute, BASAsulsel, dan Cara Baca. Pada dasarnya, festival kampanye lingkungan ini merupakan realisasi dari model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang dilakukan dalam kelas Politik Lingkungan dengan Dosen Pengampu Nur Utaminingsih, S.IP., M.Si. Mahasiswa peserta kelas Politik Lingkungan mendapatkan tugas akhir dalam meneliti berbagai topik terkait lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, dan kemudian mentranslasi hasil penelitian mereka dalam media populer berupa infografis agar lebih menarik dan mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Selanjutnya, poster dan infografis yang dihasilkan akan disumbangkan ke beberapa SMA/SMK/MA di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa dan dipajang di perpustakaan sekolah tersebut. Model pembelajaran ini dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran kelas agar mahasiswa dapat menjelaskan dengan kritis wacana global terkait lingkungan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Secara tidak langsung, kegiatan GARASI MAHASISWA mengimplementasikan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terintegrasi satu sama lain.
Oleh: Nadya Dwi Chairunisa
Makassar – Padat merayap merupakan kata yang mampu menggambarkan keadaan malam ketiga perhelatan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, pada Jumat (26/6), di Rumata’ Art Space di Kawasan Gunung Sari. Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, hari ketiga MWIF merupakan hari dengan pengunjung terbanyak, ada banyak pengunjung yang terpaksa tidak bisa memasuki kediaman Rumata’ Art Space karena panitia telah membatasi kapasitas pengunjung dengan pertimbangan protokol kesehatan.
By: Nadya Dwi Chairunisa
Makassar – Packed crowd is a phrase that can describe the third night of the Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, on Friday (26/6), at the Rumata' Art Space in the Gunung Sari area. When compared to the previous day, the third day of MWIF was the day with the most visitors, there were many visitors who were unable to enter the Rumata' Art Space residence because the committee had limited visitor capacity due to health protocol considerations.
Centre for Stories Australia Barat dan Makassar International Writers Festival (MIWF) mengadakan pertukaran penulis / residensi untuk penulis perempuan Indonesia Timur yang bernama “LINTAS LAUT”. Tahun 2020, Erni Aladjai yang terpilih dalam program ini, akan berangkat tanggal 19 Februari ke Perth dan mengikuti berbagai kegiatan di sana hingga tanggal 5 Maret 2020. Para juri yang mengurasi karya-karya pendaftar terdiri dari Shinta Febriany, Aan Mansyur dan Lily Yulianti Farid, sangat percaya bahwa karya-karya sastra Erni akan dengan sempurna mewakili sastra kontemporer Indonesia di Australia dan bahwa ia akan secara aktif berkontribusi pada berbagai acara dan keterlibatan selama masa residensinya. Dalam 10 tahun terakhir, Erni telah memberikan suara kepada para wanita yang tidak dapat bersuara melalui tulisan-tulisan dan aktivismenya, dengan fokus pada perjuangan wanita melawan masyarakat patriarki di wilayah lokal Sulawesi dan Maluku.
The Western Australia Centre for Stories and Makassar International Writers Festival (MIWF) have established a writer in residence exchange program for female writers from Eastern Indonesia named “Across the Seas”. In 2020, Erni Aladjai has been selected for this program. She will depart for Perth on the 19thof February and participate in a range of activities there until the 5thof March 2020. The jury of Shinta Febriany, Aan Mansyur and Lily Yulianti Farid, which curates the works of applicants, truly believes that Erni’s literary works will perfectly represent contemporary Indonesian literature in Australia and that she will actively contribute to many events during her residency. Over the last 10 years, Erni has given a voice to marginalised women through her literature and activism, with a focus on womens’ struggle against patriarchal society in her local region in Sulawesi and in Maluku.
Short Shorts Film Festival and Asia (SSFF & ASIA)
Short Shorts Film Festival and Asia (SSFF & ASIA), an Academy Awards® accredited festival held in Tokyo, Japan, from 6 to 20 June 2023, is now calling for submissions for short films under 25 minutes.
SSFF & ASIA, established in 1999, is one of the largest international short film festivals in Asia, and every year more than 10,000 works are gathered from all over the world. Led by its official competition (Japan division, Asia international division, international division), the festival consists of various divisions and programs with diverse genres – from “environment," to "tourism," "CG animation," "non-fiction" and more.
Call for Articles for culture360.ASEF.org
Culture360.ASEF.org is currently looking for writers to produce features and interviews to be published on the website in 2023.
What is culture360.ASEF.org?
Culture360.ASEF.org is an online platform offering up-to-date information on arts, culture & heritage from 51 countries in Asia & Europe. It is a website for artists, cultural professionals, policy makers and anyone interested in international cultural co-operation.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia