Akhir tahun! Setelah melewati tahun yang panjang, dengan rangkaian ragam program yang telah dijalankan, kami ingin menginformasikan beberapa kegiatan melalui newsletter bulan desember ini. Atas inisiasi Rumata’-MIWF, Dian berkolaborasi dengan Gurrumul, musisi Aborigin yang telah dirilis beberapa waktu lalu. Selain itu, juga ada film animasi “The Last Trepangers” yang telah dirilis pertama kali di Australia. Program ini secara beruntun menutup highlight kegiatan kami akhir tahun ini.
Selain itu, ada beberapa kunjungan dari Jonathan Hollander, selaku Presiden dan Direktur Artistik Battery Dance dan Ibu Pira Vindiartha selaku perwakilan Kedubes Amerika untuk membicarakan potensi kolaborasi yang dapat dikerjakan di masa yang akan datang. Beberapa kegiatan lainnya ialah kuliah umum oleh Yosep Anggi Noen dalam rangkaian Japanese Film Festival (JFF) serta program S-Xpress yang berkolaborasi dengan Minikino Film Week, atas inisiasi Kinefilia.
Semoga akhir tahun ini dapat kita gunakan untuk sejenak berefleksi, memantulkan seluruh hari selama setahun, untuk mengolah energi dalam menghadapi tahun mendatang.
Selamat natal dan tahun baru, selamat berlibur!
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan Desember 2022: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Aan Pranata, Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi, Zulfadio Akbar Bintang Alessandro, Asmiati Tola, Julius Oktav, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge
The end of the year! After going through a long year, with various programs that have been implemented, we would like to inform you of several activities through this December newsletter. After the initiation of Rumata'-MIWF, Dian collaborated with Gurrumul, an Aboriginal musician whose work was released some time ago. In addition, there is also the animated film "The Last Trepangers" which was released for the first time in Australia. This program concluded the highlights of our activities at the end of this year.
In addition, there were several visits from Jonathan Hollander, as the President and Artistic Director of Battery Dance and Mrs. Pira Vindiartha as the representative of the American Embassy to discuss potential collaborations that could be carried out in the future. Several other activities include a public lecture by Yosep Anggi Noen in the Japanese Film Festival (JFF) series and the S-Xpress program in collaboration with Minikino Film Week, initiated by Kinefilia.
Hopefully, at the end of this year, we can use it as a moment to reflect on all the days of the year, to generate more energy before facing the coming year.
Merry Christmas and Happy New Year, happy holidays!
Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Director of Programs and Partnership
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors December 2022: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Aan Pranata, Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi, Zulfadio Akbar Bintang Alessandro, Asmiati Tola, Julius Oktav, Ifdhal Ibnu
Translator: Edan Runge
It's an 'honour' for Dian from Makassar to collaborate with Aboriginal Musicians
Nelayan Asia Tenggara sering mengunjungi kawasan utara Australia sejak tahun 1700, beberapa dekade sebelum kedatangan bangsa Eropa. Mereka menjalin hubungan dengan kelompok Pribumi Australia, ikut memengaruhi bahasa, serta membangun hubungan dagang.
Lagu berjudul Bayini yang diciptakan oleh Rraywun Maymuru mengingatkan kita akan sejarah persahabatan antara warga Pribumi Aborigin Australia dengan nelayan Makassar.
Southeast Asian fishermen have frequented northern Australia since 1700, decades before the arrival of Europeans. They forged links with Indigenous Australian groups, influenced the language and built trade links.
The song Babyini, composed by Rraywun Maymuru, reminds us of the history of friendship between Indigenous Australian Aborigines and Makassar fishermen.
Film Animasi The Last Trepangers Produksi Rumata’ - MIWF dan Studio Makkomikki Makassar diputar perdana di Australia.
Animated film The Last Trepangers Produced by Rumata' - MIWF and Studio Makkomikki Makassar premiered in Australia.
Oleh Aan Pranata:
Film animasi pendek karya anak Makassar, The Last Trepangers diputar perdana di Australia. Film ini merupakan bagian pembuka dari seri animasi yang bercerita tentang relasi maritim melalui perdagangan teripang antara pelaut dari Makassar dan penduduk Australia bagian utara di masa lalu.
The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea merupakan karya mahasiswa Fakultas Desain dan Komunikasi Visual Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerja sama dengan Studio Makkomikki Makassar dan Rumata' Artspace - MIWF dengan dukungan Australia Indonesia Institute.
Penayangan perdana di Australia didukung oleh Skinnyfish Music, Charles Darwin University, Monash University, dan Rumata’ Artspace.
By Aan Pranata:
A short animated film by Makassar locals, The Last Trepangers premiered in Australia. This film is the opening part of an animated series that tells us about maritime relations through the sea cucumber trade between sailors from Makassar and residents of northern Australia in the past.
The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea is the work of students from the Faculty of Visual Design and Communication at Makassar State University (UNM) in collaboration with Studio Makkomikki Makassar and Rumata' Artspace - MIWF with the support of the Australia Indonesia Institute.
The Australian premiere was supported by Skinnyfish Music, Charles Darwin University, Monash University and Rumata' Artspace.
Battery Dance, New York Perkuat Relasi dengan Rumata’ ArtSpace
Battery Dance, New York Strengthens Relations with Rumata' ArtSpace
Oleh: Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi
Tanggal 1 Desember 2022 memiliki kenangan tersendiri bagi pihak Rumata’ ArtSpace. Rumata’ menerima kunjungan spesial dari Jonathan Hollander, President and Artistic Director of Battery Dance, New York. Kunjungan ini bertujuan untuk bernostalgia pada kenangan yang dimiliki Jonathan yang telah dua kali menapakkan kakinya di Rumata’ pada tahun 2011. Jonathan Hollander mengungkapkan bagaimana dia sangat takjub dengan perubahan Rumata’ yang sangat signifikan,
"It’s really better than before when I came!”.
By: Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi
December 1, 2022 has its own memories for Rumata' ArtSpace. Rumata' received a special visit from Jonathan Hollander, President and Artistic Director of Battery Dance, New York. This visit aims to reminisce on Jonathan's memories of having set foot in Rumata' twice in 2011. Jonathan Hollander expressed how he was amazed by Rumata's very significant changes,
"It's really better than before when I came!".
Kunjungan Hangat dan Peluang Kerja Sama Antara Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Rumata’ ArtSpace
A Friendly Visit and Opportunity for Collaboration Between the United States Embassy and Rumata' ArtSpace
Oleh: Zulfadio Akbar Bintang Alessandro dan Asmiati Tola
Sore hari pada tanggal 2 Desember 2022 Rumata’ kedatangan tamu tak terduga yaitu Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes) Amerika yang bertempat di Jakarta. Pira Vindiartha selaku perwakilan Kedubes Amerika mengungkapkan rasa bahagianya sebab dapat mengunjungi salah satu Yayasan Budaya di bagian Indonesia Timur. Kedatangannya disambut begitu hangat oleh rekan-rekan Rumata’ ArtSpace diwakili oleh Rachmat Mustamin, Ifdhal Ibnu dan Ita Ibnu. Obrolan hangat langsung mengalir begitu saja karena kedua belah pihak sama-sama memiliki fokus yang sama dalam mengembangkan kebudayaan dan kesenian.
By: Zulfadio Akbar Bintang Alessandro and Asmiati Tola
In the afternoon of December 2, 2022, Rumata' received an unexpected guest from the American Embassy (Embassy) located in Jakarta. Pira Vindiartha, as the representative of the American Embassy, expressed her happiness because she could visit a Cultural Foundation in Eastern Indonesia. Her arrival was warmly welcomed by Rumata' ArtSpace colleagues represented by Rachmat Mustamin, Ifdhal Ibnu and Ita Ibnu. The warm chats immediately flowed because both parties had the same focus on developing culture and arts.
The Science of Shorts dan Siasat-Siasat Lainnya
The Science of Shorts and Other Strategies
Oleh: Julius Oktav
Yosep Anggi Noen, sutradara film Indonesia yang telah memproduksi film The Science of Fictions berkunjung ke Rumata’ dalam rangkaian kegiatan Japanese Film Festival, tanggal 18-20 November 2022. Di hari pertama, 18 November 2022, dimoderatori Feranda Aries, Anggi Noen memberi kuliah umum mengenai proses produksi film pendek dari perjalanannya dari festival ke festival untuk mendampingi penayangan filmnya, sampai siasat film pendek dari segi gagasan-gagasan yang segar.
"Film pendek punya kekhasan dan keunikan sendiri. Bisa jadi mulai dari ide sederhana. Jangan-jangan ide menarik itu bisa berangkat dari hal-hal yang dekat, yang selama ini jarang kalian temui.” Ungkap Anggi Noen.
By: Julius Oktav
Yosep Anggi Noen, an Indonesian film director who has produced the film The Science of Fictions visited Rumata' in a series of Japanese Film Festival activities from November 18-20 2022. On the first day, November 18 2022, Anggi Noen gave a public lecture, moderated by Feranda Aries, about the short film production process and their journey from festival to festival to accompany the screening of the film, to short film strategies in terms of fresh ideas.
"Short films have their own peculiarities and uniqueness. It could be starting from a simple idea. Maybe this interesting idea can come from things that are close to you, which you have rarely encountered." said Anggi Noen.
Visiting Neigbors: Nonton dan Diskusi Film Sebagai Praktik Transnasional
Visiting Neigbors: Watching and Discussing Films as a Transnational Practice
Program Visiting Neighbors merupakan program film bersama beberapa komunitas dan kolektif yang berlangsung dari bulan November 2022 - Januari 2023 di Rumata' ArtSpace. Program film ini dilakukan berdampingan dengan diskusi stelahnya untuk mengetahui lebih jauh tentang film-film dari tetangga, termasuk konteks sosial-politiknya. Dengan mendiskusikan film-film ini, ada praktik transnasional yang berlangsung sebab ada distribusi dan keterhubungan pemikiran, cerita maupun persoalan-persoalan yang dihadapi di negara-negara terkait.
The Visiting Neighbors Program is a film program with several communities and collectives that is taking place from November 2022 - January 2023 at Rumata' ArtSpace. This film program was carried out side by side with discussions afterward to find out more about films from neighbours, including their socio-political context. By discussing these films, there are transnational practices that take place because there is a distribution and connectedness of thoughts, stories and problems faced in the countries concerned.
Panen Wastra Aku Dara: Berkain itu Modis
Harvest of Wastra Aku Dara: Cloth is fashionable
Oleh: Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi
Mahasiswa Manajemen Bisnis Konvensi dan Perhelatan, Politeknik Pariwisata Makassar membuat gebrakan dengan mengambil bagian dalam pengembangan budaya lokal khususnya kain khas daerah. Gebrakan ini dituangkan dalam pameran kain tradisional dalam tajuk “Panen Wastra Aku Dara”. Selain menjadi tugas akhir para mahasiswa, pameran ini juga dilatarbelakangi wujud saling berbagi edukasi budaya, kampanye gaya, serta wisata yang berbasis kearifan lokal melalui budaya berkain. Tidak berhenti di situ, pameran ini juga diharapkan mampu membantu meningkatkan pendapatan UMKM setempat.
By: Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi
Convention and Event Business Management students from Makassar Tourism Polytechnic made a breakthrough by taking part in the development of local culture, specifically, the development of regional special fabrics. This breakthrough was manifested in a traditional cloth exhibition entitled "Harvest of Wastra Aku Dara". Apart from being the students' final project, this exhibition also has a background in sharing cultural education, style campaigns, and tours based on local wisdom through cloth culture. It doesn't stop there, this exhibition is also expected to be able to help increase the income of local MSME.
Unjuk Kreativitas Melalui Kreatif Fest 2022
Show Creativity Through the Creative Fest 2022
Oleh: Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi
Arus globalisasi yang kian deras memicu perkembangan dunia yang pesat. Menghadapi era digital ini manusia diharapkan mampu mengembangkan berbagai kreatifitasnya dalam menjawab berbagai sekelumit tantangan yang terus bermunculan. Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar menyediakan wadah pengembangan kreatifitas melalui Kreatif Komunikasi Festival “Kreasi Fest”. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumata’ ArtSpace pada Sabtu, 26 November hingga Minggu 27 November 2022.
By: Wahyuni, Muhammad Teguh Wererilengi
The rapid flow of globalization triggers the rapid development of the world. Facing this digital era, humans are expected to be able to develop their various creativities in responding to various challenges that keep popping up. The Department of Communication Studies at UIN Alauddin Makassar provides a platform for developing creativity through the Creative Communication Festival, "Kreasi Fest". This activity was held at Rumata' ArtSpace from Saturday, November 26 to Sunday, November 27, 2022.
HMJ Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Sukses Gelar Kreasi Fest
HMJ Communication Studies UIN Alauddin Successfully Holds Creation Fest
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar sukses menggelar Kreasi Komunikasi Festival (Kreasi Fest) di Rumata’ Artspace Makassar, Minggu (27/11/22).
Kegiatan ini merupakan program kerja dari Bidang Keorganisasian yang diadakan dengan topik seputar “Ilmu Komunikasi” yang dikemas secara kreatif sehingga dapat dinikmati dari berbagai kalangan. Dengan beberapa agenda acara yakni Tari Wonderland, Pameran, Seminar, Games dan Penampilan Akustik.
The Communication Sciences Student Association of UIN Alauddin Makassar successfully held a Creative Communication Festival (Creation Fest) at Rumata' Artspace Makassar, Sunday (27/11/22).
This activity is a work program from the Organizational Sector which is held with the topic of "Communication Science" which is packaged creatively so that it can be enjoyed by various groups. It included several events, namely Wonderland Dance, Exhibitions, Seminars, Games and Acoustic Performances.
Yuk, Jadi Bagian Perjalanan BASAsulsel Wiki
Come on, Be a Part of BASAsulsel Wiki's Journey
BASAsulsel Wiki adalah bagian dari keluarga wiki gratis yang dikembangkan komunitas di bawah payung BASAibu Wiki (wiki bahasa ibu). BASAibu Wiki adalah pengembangan dari dictionary.basabali.org| BASAbali Wiki, wiki yang dikembangkan oleh komunitas dengan lebih dari 2,3 juta pengguna di Bali, Indonesia. Sesuai dengan namanya, BASAsulsel Wiki adalah untuk komunitas Sulawesi Selatan Indonesia yang meliputi Makassar dan Kabupaten Gowa. BASAsulsel Wiki berfungsi dalam bahasa Makassar, Bugis, Indonesia dan Inggris, menekankan nilai bahasa lokal, nasional dan internasional. Tujuan dari BASAsulsel Wiki adalah untuk memberdayakan komunitas untuk berbicara tentang isu-isu yang mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan mereka di tempat yang ramah, aman dan inklusif. Komunitas juga membantu membentuk platform itu sendiri sehingga mereka menjadi co-produsen bukan hanya konsumen dari wiki, menyesuaikannya dengan kebutuhan komunitas bahkan ketika kebutuhan tersebut berkembang.
BASAsulsel Wiki is part of the free community-developed wiki family under the umbrella BASAibu Wiki (mother language wikis). The BASAibu Wiki is an extension of dictionary.basabali.org| BASAbali Wiki, a community-developed wiki with over 2.3 million users in Bali, Indonesia. As the name implies, BASAsulselWiki is for the Indonesian South Sulawesi community which includes Makassar and Gowa Regency. BASAsulsel Wiki functions in Makassar, Bugis, Indonesian and English, emphasizing the value of local, national and international languages. The goal of the BASAsulsel Wiki is to empower communities to talk about issues that affect their lives and well-being in a friendly, safe and inclusive place. The community also helps shape the platform itself so that they become co-producers not just consumers of the wiki, adapting it to the needs of the community even as those needs evolve.
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia