Bulan Agustus dimaknai sebagai bulan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemerdekaan itu sebaiknya lebih jauh dilihat sebagai proses untuk mencapai hal-hal yang dicita-citakan. Bacarita Digital sesi 2 telah selesai dilaksanakan di berbagai daerah. Saya pribadi melihat kegiatan tersebut sebagai proses pembelajaran yang sangat merdeka dengan pendekatan yang beragam sesuai konteks lokal dan narasi masing-masing daerah. Kemerdekaan menggagas cerita, kemerdekaan merealisasikannya dalam bentuk, kebutuhan dan kapasitas komunitas.
Kami juga menginformasikan beberapa kegiatan lain seperti “Create” yang memperkenalkan residensi di luar jam sekolah kepada para pelajar, diskusi publik mengenai kekerasan seksual di dunia pendidikan, peluncuran perdana buku dan diskusi mengenai HAM, serta menonton dan bacarita dua film dan 1 konten masing-masing Film Panrita Lopi (M. Ikhwan Muharram), Passampo Siri (Inarah Syarafina) dan kompilasi konten Viny Mamonto. Beberapa artikel dari kegiatan MIWF juga sudah dapat diakses di website makassarwriters.com, tiga di antaranya tersedia di bawah ini.
Kami akan sangat senang bila Anda bersedia menjadi kontributor untuk mengirimkan tulisan, ulasan, atau bahkan kritik mengenai seni dan budaya Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kami percaya bahwa keberagaman perspektif itu adalah salah satu kemewahan yang dapat kita lahirkan terus menerus.
Rachmat Mustamin
Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace
Tim Newsletter Rumata' ArtSpace:
Koordinator: Rachmat Hidayat Mustamin
Kontributor Bulan Agustus 2022: Tim Rumata', Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Wilda Yanti Salam, Abdussalam Syukri, Ifdhal Ibnu
Penerjemah: Edan Runge & Abdussalam Syukri
August is considered as the month of Indonesian independence. Independence should be further seen as a process to achieve the things the nation aspired to. Bacarita Digital session 2 has now been completed in various regions. I personally see this activity as a very independent learning process with various approaches according to the local context and the narrative of each region. This is the freedom to initiate stories and the independence to realize them in the form, needs and capacities of the community.
We also inform students of several other activities such as “Create”, which introduces students to residency outside of school hours, public discussions on sexual violence in education, book launches and discussions on human rights, as well as watching and reading two films and one other work. Panrita Lopi (M. Ikhwan Muharram) films, Passampo Siri (Inarah Syarafina) and a compilation of Viny Mamonto content. Several articles from MIWF activities can also be accessed on the makassarwriters.com website, three of which are available below.
We will be very happy if you are willing to be a contributor to submit writings, reviews, or even criticisms about Indonesian arts and culture, especially Eastern Indonesia. At Rumata’, we believe that we can always offer a diversity of perspectives.
Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Director of Programs and Partnerships
Newsletter's team of Rumata' ArtSpace:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Rumata' ArtSpace Newsletter Team:
Coordinator: Rachmat Mustamin
Contributors August 2022: Rumata's team, Agus Citra Sasmita, Andi Nurul Sri Utami, Wilda Yanti Salam, Abdussalam Syukri, Ifdhal Ibnu
Translator: Edan Runge & Abdussalam Syukri
Rumata' - Makassar International Writers Festival (MIWF) akan menjadi bagian dari aliansi strategis Regional//Regional yang diselenggarakan oleh Asia Link Arts.
Tiga puluh produser festival dari Australia - Indo Pasifik akan bekerja sama selama tiga tahun ke depan untuk mengatasi ketidakseimbangan antara keterlibatan kawasan perkotaan dan regional Australia dengan Indo-Pasifik.
"Peluncuran dan pertemuan pertama di Darwin pada 10 dan 11 Agustus minggu lalu berjalan dengan baik dengan awal yang menjanjikan: kemitraan regional - regional akan menjadi masa depan kolaborasi global yang inklusif dan setara dalam bidang kesenian" - Lily Yulianti Farid
Rumata' - Makassar International Writers Festival will be part of Regional//Regional strategic alliances organised by Asia Link Arts.
30 festival producers from Australia - Indo Pacific will be working together for the next three years to address the imbalance between Australia’s urban and regional engagement with the Indo-Pacific.
"The launch and the first meeting in Darwin on 10 and 11 Aug last week went well with a promising start: regional - regional partnerships will become the future of inclusive and equal global collaborations in arts." - Lily Yulianti Farid
Bacarita Digital Sesi 2 Digelar di Tiga Komunitas
Makassar - Lokakarya produksi konten, Bacarita Digital, berlangsung di tiga komunitas dari tanggal 11-14 Agustus. Para mentor dan co-mentor telah dibagi di tiga komunitas yang berbeda dan mendampingi komunitas untuk lokakarya teknis maupun proses produksi. Chairun Nissa dan Rahman Saade mendampingi komunitas Dari Halaman Rumah (Pangkep, Sulawesi Selatan), Yusuf Radjamuda (Papa Al) dan Ishak Iskandar di Hakola Huba (Sumba Barat, NTT) sementara Ratrikala Bhre Aditya dan Rahmadiyah Tria Gayathri di Indonesia Art Movement (Papua, Jayapura).
Tanggal 13 Agustus, tim Hakola Huba berangkat ke kampung Sodan untuk melakukan proses shooting dengan mengajak partisipasi beberapa warga untuk terlibat dalam produksi sebagai kru, pemain, maupun tim produksi.
Pendekatan lokakarya di sesi ini sangat menarik karena distribusi pengetahuannya berangkat dari kebutuhan masing-masing komunitas, dengan melakukan pembelajaran secara kontekstual. Rundown lokakarya diusulkan oleh tiap komunitas untuk berfokus pada pembelajaran teknis, atau lebih fokus untuk produksi dan perancangan manajemen shooting. Khusus di Indonesia Art Movement, workshop berlangsung di akhir bulan Agustus karena ada kendala teknis yang tak dapat dihindari.
Makassar - The content production workshop, Bacarita Digital, took place in three communities from 11-14 August. Mentors and co-mentors have been divided into three different communities and accompany the communities for technical workshops and production processes. Chairun Nissa and Rahman Saade accompanied the Dari Backyard (Pangkep, South Sulawesi), Yusuf Radjamuda (Papa Al) and Ishak Iskandar in Hakola Huba (West Sumba, NTT) while Ratrikala Bhre Aditya and Rahmadiyah Tria Gayathri accompanied the Indonesia Art Movement (Papua, Jayapura).
On August 13th, the Hakola Huba team went to Sodan village to do the shooting process by inviting the participation of several residents to be involved in the production as crew, cast, and production team.
The approach of the workshop in this session is very interesting because the distribution of knowledge departs from the needs of each community, by conducting contextual learning. Workshop rundowns were proposed by each community to focus on technical learning, or focus more on production and shooting management design. Especially in the Indonesia Art Movement, the workshop took place at the end of August because there were technical problems that could not be avoided.
Pada 6-7 Agustus 2022 lalu, berlangsung kegiatan Perkenalan Residensi “Di Luar Jam Sekolah” CREATE 2022. Kegiatan ini merupakan tahapan awal dari rangkaian kegiatan residensi yang akan berlangsung hingga pertengahan September 2022 mendatang.
CREATE Activity For Students “Residensi: Di Luar Jam Sekolah” adalah kegiatan belajar bersama di komunitas seni yang ditujukan untuk siswa-siswi SMA/MA sederajat dari sekolah mitra CREATE di Gowa dan Makassar. Dalam pelaksanaanya, para peserta akan secara langsung mengalami praktik dan aktivitas komunitas yang menjadi lokasi residensinya. Selama proses itu pula, mereka juga difasilitasi untuk memikirkan fokus isu/topik yang nantinya akan dipresentasikan dalam bentuk karya atau aktivitas seni.
Creative Youth for Tolerance (CREATE) atau Kreativitas Anak Muda untuk Toleransi adalah sebuah inisiatif sosial yang didesain untuk meningkatkan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman di sekolah melalui pendekatan berbasis seni dan budaya. Program ini berupaya mempromosikan toleransi dan pluralisme kepada siswa sekolah menengah atas dan anak muda melalui peran guru dan orang tua.
On August 6-7 2022, the “Outside School Hours” Introductory Activity for CREATE 2022 was held. This activity is the initial stage of a series of residency activities that will last until mid-September 2022.
CREATE Activity For Students “Residence: Outside School Hours” is a joint learning activity in the arts community aimed at senior high school students from CREATE partner schools in Gowa and Makassar. In its implementation, the participants will directly experience the practices and activities of the community that is the location of their residency. During the process, they are also facilitated to think about the focus of the issue/topic which will later be presented in the form of works or artistic activities.
Creative Youth for Tolerance (CREATE) is a social initiative designed to increase tolerance and respect for diversity in schools through an arts and culture-based approach. This program seeks to promote tolerance and pluralism to high school students and young people through the role of teachers and parents.
Belajar dan bermain adalah pondasi penting dalam perkembangan anak. Seperti bermain yang memiliki tujuan lebih dari sekedar hiburan bagi anak, belajar juga dapat meningkatkan keampuan dan daya kembang otak anak. Dua hal yang jika dilakukan bersama akan menghasilkan perkembangan anak yang baik.
Giggles and Grins sendiri hadir sebagai pencetus klub aktivitas belajar dan bermain anak usia dini pertama di Makassar dan mengusung kelas dengan berbagai macam kegiatan seperti aktivitas merangsang indera,keterampilan, motoric kasar dan halus. Pada Kamis, 14 Juli kemarin bertempat di RUMATA’ Artspace, menjalankan kelas outdoor untuk pertama kalinya.
Kelas outdoor sendiri dilaksanakan karena Giggles n Grins sadar bahwa hanya belajar dan bermain di rumah akan membuat anak akan merasa jenuh dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan luar. Padahal, menurut penelitian di Western Sydney University mengatakan bahwa ruang yang lebih luas dalam belajar akan mendukung stimulasi gerakan terintegrasi pada anak, kesempatan untuk bersosialisasi dengan sebayanya, melatih kemandirian dan yang paling penting ialah melatih fisik dan kemampuan kognitif anak.
Learning and playing is an important foundation in a child's development. Like playing which has a purpose more than just entertainment for children, learning can also increase the ability and power of children's brain development. Two things that if done together will result in good child development.
Giggles and Grins itself is present as the originator of the first early childhood learning and play activity club in Makassar and carries classes with various activities such as activities that stimulate the senses, skills, gross and fine motor skills. On Thursday, July 14th, at RUMATA' Artspace, he held an outdoor class for the first time.
The outdoor class itself is held because Giggles n Grins realizes that only studying and playing at home will make children feel bored and less socialized with the outside environment. In fact, according to research at Western Sydney University said that a wider space in learning will support the stimulation of integrated movement in children, opportunities to socialize with peers, practice independence and most importantly train children's physical and cognitive abilities.
Belakangan ini kekerasan seksual sedang menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat. Komnas Perempuan dalam catatan tahunan (Catahu) dari 2015-2021 menunjukkan bahwa lembaga pendidikan menempati urutan pertama kekerasan seksual terhadap wanita yakni sebanyak 87,9%. Dimana perguruan tinggi menempati urutan pertama yakni sebanyak 35%. Disusul pesantren atau pendidikan agama Islam di urutan kedua 16%. Lalu SMA/SMK di urutan ketiga sebanyak 15%. Hal ini sangat disayangkan karena lembaga yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu diubah menjadi neraka oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.. Ironisnya masyarakat sering kali menyalahkan para korban yang dianggap tidak dapat menjaga diri atau memicu hal yang tidak mengenakan tersebut terjadi. Sehingga korban akan memilih diam atau berdamai dengan pelaku dari pada dia harus menerima cemoohan dari masyarakat.
Lately, sexual violence has become a hot topic in society. Komnas Perempuan in its annual records from 2015-2021 shows that educational institutions rank first in sexual violence against women, namely 87.9%. Where tertiary institutions rank first, namely as much as 35%. Followed by pesantren or Islamic religious education in second place, 16%. Then senior and vocational high schools in third place as much as 15%. This is very unfortunate because the institution that should be a place for studying has been turned into hell by irresponsible people. Ironically, society often blames the victims for not being able to take care of themselves or triggering things that don't happen to the extent that the victim will choose to remain silent or make peace with the perpetrator rather than having to accept ridicule from the community.
Peluncuran Perdana Buku "Dua Dasawarsa Nirpidana: Kelemahan UU Pengadilan HAM dan Gagalnya Negara Menegakkan Keadilan"
Kamis, 21 Juli 2022, Institut Demokrasi, Hukum dan HAM - Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Insersium FH-UH) bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaksanakan Diskusi Publik dan Peluncuran Perdana Buku "Dua Dasawarsa Nirpidana: Kelemahan UU Pengadilan HAM dan Kegagalan Negara Menegakkan Keadilan". Peluncuran Buku tersebut difasilitasi oleh ruang kesenian ternama di Kota Makassar: Rumata' Art Space. Agenda diskusi pun diisi oleh beberapa pembicara, yaitu Abdul Munif Ashri (Penulis Buku dari Insersium FH-UH), Fatia Maulidiyanti (Koordinator KontraS), Jane Rosalina (Divisi Pemantauan Impunitas KontraS), Dr. Iin Karita Sakharina S.H., M.A. (Akademisi Hukum HAM Internasional FH-UH), dan Muhammad Khaidir, S.H. (Direktur LBH Makassar).
Buku tersebut merupakan karya akademis yang disusun oleh Tim Riset dari Insersium FH-UH, dengan berkolaborasi bersama KontraS dalam hal peninjauan, penyuntingan, sampai dengan penerbitan. Garis besarnya, buku yang diluncurkan dan didiskusikan itu mengupas tentang berbagai masalah seputar dasar hukum Pengadilan HAM, yaitu UU No. 26 Tahun 2000, juga dengan problematika mangkraknya penyelesaian kasus-kasus Pelanggaran HAM yang Berat.
Thursday, July 21, 2022, the Institute of Democracy, Law and Human Rights - Faculty of Law, Hasanuddin University (Insersium FH-UH) together with the Commission for Disappeared Persons and Victims of Violence (KontraS) held a Public Discussion and the First Launch of the book "Two Decades of Non-Fire: Weaknesses of the Court Law Human Rights and the Failure of the State to Uphold Justice". The book launch was facilitated by a well-known art space in Makassar City: Rumata' Art Space. The discussion agenda was also filled by several speakers, namely Abdul Munif Ashri (Bookwriter from the FH-UH Insersium), Fatia Maulidiyanti (KontraS Coordinator), Jane Rosalina (KontraS Impunity Monitoring Division), Dr. Iin Karita Sakharina S.H., M.A. (Academic of International Human Rights Law FH-UH), and Muhammad Khaidir, S.H. (Director of LBH Makassar).
The book is an academic work compiled by the Research Team from the Insersium FH-UH, in collaboration with KontraS in terms of reviewing, editing, and publishing. Broadly speaking, the book that was launched and discussed discussed various issues surrounding the legal basis of the Human Rights Court, namely Law no. 26 of 2000, also with the problem of stalled settlement of cases of Serious Human Rights Violations.
Menonton dan Bacarita #2
Makassar, 30 Juli - Nonton dan Bacarita digelar kembali dengan menayangkan dua film dan kompilasi konten dari pembuat film dan kreator konten dari Makassar. Kegiatan ini berlangsung di Rumata’ ArtSpace dengan pengunjung mencapai 38 orang. Setelah penayangan, diadakan bacarita bersama pembuat film, Ikhwan Muharram selaku sutradara film Panrita Lopi dan Viny Mamonto sebagai kreator konten.
Konten-konten audio-visual menjadi pilihan utama bagi penonton untuk menggali informasi mengenai situasi sosial, masyarakat maupun kebijakan-kebijakan tertentu. Berangkat dari itu pula, kami ingin meneruskan program Nonton & Bacarita yang sebelumnya telah menayangkan karya-karya dari mentor Bacarita Digital: Lokakarya konten audio-visual komunitas Indonesia Timur. Kami berharap reproduksi pengetahuan mengenai isu-isu kawasan terus berlanjut termasuk meningkatkannya ke dalam level wacana yang intens.
Seri program ini bertujuan untuk membicarakan isu-isu tradisi maupun urban berangkat dari nonton bersama konten-konten yang diproduksi oleh komunitas maupun individu. Program ini jadi pijakan untuk bertemu, bertukar gagasan dan bacarita mengenai proses dan keputusan-keputusan kreatif dalam memproduksi konten. Kegiatan ini berkolaborasi dengan beberapa komunitas di antaranya, Kinotika, Elemen Creative Makassar dan Studio Lino.
Makassar, 30 July - The Watch and Bacarita programs were held again by showing two films and a compilation of content from filmmakers and content creators from Makassar. This activity took place at Rumata' ArtSpace with 38 visitors. After the screening, a discussion was held with filmmakers, Ikhwan Muharram as the director of Panrita Lopi and Viny Mamonto as content creators.
Audio-visual content was the main choice for viewers to dig up information about social situations, society and certain policies. From that, we wanted to continue the Watch & Bacarita program which previously showed works from the Bacarita Digital Workshop on audio-visual content for the East Indonesia community. We hope that knowledge reproduction on regional issues will continue, including increasing it to an intense level of discourse.
This program series aims to discuss traditional and urban issues starting from watching content produced by communities and individuals. This program is a platform for meeting, exchanging ideas and reading stories about creative processes and decisions in producing content. This activity collaborates with several communities including Kinotika, Element Creative Makassar and Studio Lino.
Malam Pembukaan MIWF 2022, Momen Kebangkitan Pasca-pandemi
MIWF 2022 Opening Night, Post-pandemic Awakening Moment
MAKASSAR – Festival literasi terbesar di Indonesia Timur, Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, kembali hadir pada 23-26 Juni 2022 dengan mengangkat tema Awakening, resmi dibuka pada, Kamis (23/5).
Secara historis, MIWF selalu dikenal dengan acara yang selalu merangkul banyak kalangan, maka dari itu, dalam pembukaannya disediakan juga juru bahasa isyarat bagi mereka yang membutuhkan kebutuhan khusus agar dapat ikut serta menikmati malam pertama ini.
"MIWF lagi-lagi terus berkembang dari tahun ke tahun. MIWF kali ini membawa nilai-nilai baru, yaitu zero carbon, zero waste, dan no all male panels,” ucap pewara acara, Adi dan Mawar.
MAKASSAR – The biggest literacy festival in Eastern Indonesia, Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, returned on 23-26 June 2022 with the theme Awakening, officially opening on Thursday (23/5). Historically, MIWF has always been known for events that always embrace many groups, therefore, at the opening, a sign language interpreter was also provided for those who with special needs so they could participate in enjoying this first night. “MIWF is again growing from year to year. This time, MIWF brings new values, namely zero carbon, zero waste, and no all male panels,” said the presenters, Adi and Mawar.
Makassar International Writers Festival: Memperkuat Ikatan Indonesia-Australia Melalui Sastra
Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, sebuah festival sastra yang bertujuan untuk menyebarkan kegembiraan dan meningkatkan minat membaca dan menulis masyarakat dari Rumata ‘Artspace, akan dimulai Kamis ini dari 23-26 Juni. Festival tahunan yang sudah berlangsung lama (dimulai sejak 2011) untuk merayakan sastra akan kembali minggu ini dengan mempertemukan beberapa penulis mapan dan baru secara langsung dan online dari seluruh Indonesia, khususnya Indonesia Timur, serta penulis dari luar negeri. Tahun ini, MIWF mengangkat tema ‘Awakening’ dan berkomitmen untuk menjadi event rendah karbon dan nirsampah.
Pendiri dan Direktur MIWF Lily Yulianti Farid menjelaskan bahwa tema festival tahun ini, ‘Awakening’, yang berarti ‘Kebangkitan’ terhadap keragaman, termasuk pemahaman baru, cara berpikir, tekad, perspektif hidup, dan pelajaran yang kita semua pelajari dari pandemi COVID-19. Bagaimanapun, pandemi telah mengganggu banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan literasi di seluruh dunia sejak dimulai pada tahun 2020. Oleh karena itu, penulis dari luar negeri seperti dari Singapura, India dan Malaysia akan hadir untuk berdiskusi dan berbagi dengan rekan-rekan mereka di Indonesia. Tentu saja, akan ada juga beberapa penulis Australia yang akan hadir di MIWF 2022. Penulis-penulis Australia memang telah menghadiri festival selama beberapa tahun sejak dimulai.
Makassar International Writers Festival (MIWF) 2022, a literary festival organised by Rumata' Artspace, that aims to spread joy and increase public interest in reading and writing, went from 23-26 June. The long-standing annual festival (started in 2011) celebrating literature returned by bringing together several established and new writers both live and online from all over Indonesia, especially Eastern Indonesia, as well as writers from abroad. This year, MIWF had the theme 'Awakening' and was committed to being a low-carbon and zero-waste event.
MIWF Founder and Director Lily Yulianti Farid explained that this year's festival theme, 'Awakening', which means an 'Awakening' to diversity, includes new understandings, ways of thinking, determination, perspectives on life, and the lessons we have all learned from the COVID-19 pandemic. However, the pandemic has disrupted many aspects of life, including education and literacy around the world since it started in 2020. Therefore, writers from overseas such as from Singapore, India and Malaysia were invited to discuss and share with their Indonesian counterparts. . Of course, there will also be some Australian writers who were in attendance at MIWF 2022. Australian writers have indeed been attending the festival for several years since it started.
Imbangi Karbon dengan Menanam Pohon Bakau
Offset Carbon by Planting Mangroves
MAKASSAR — Makassar International Writers Festival (MIWF) kembali hadir menyapa para pelaku sastra setelah hampir vakum selama dua tahun dengan mengangkat tema Awakening pada 23-26 Juni 2022. Edisi dengan konsep hybrid kali ini menjadi ajang pelepas rindu sekaligus pengingat akan dampak krisis iklim.
Sebagai festival literasi yang terbesar di Asia Tenggara, MIWF setiap tahunnya berusaha tidak hanya menjadi lebih baik, tetapi juga meninggalkan dampak yang berkelanjutan bagi siapa saja yang merasakannya. MIWF bertekad untuk mengadakan sebuah kegiatan publik yang ramah lingkungan.
Jika pada tahun 2019, MIWF sukses dengan target zero waste-nya, di tahun 2022 MIWF menaikkan level mereka dengan bertekad mengolah emisi karbon yang dihasilkan atas berjalannya festival ini sehingga menjadi festival rendah karbon.
MAKASSAR — Makassar International Writers Festival (MIWF) returned again after almost two years of absence with the theme Awakening on 23-26 June 2022. This edition with a hybrid online-offline concept was a time to reconnect as well as a reminder of the impact of the climate crisis.
As the largest literacy festival in Southeast Asia, MIWF every year strives not only to be better, but also to leave a lasting impact for everyone who experiences it. MIWF is determined to hold environmentally friendly public activities.
If in 2019, MIWF was successful with its zero waste target, in 2022 MIWF raised the bar by being determined to process the carbon emissions generated during this festival so that it becomes a low-carbon festival.
We are thrilled to announce the 2022 Harvill Secker Young Translators’ Prize in Indonesian!
Festival Film Skala Nasional pertama di Nusa Tenggara Timur akan Digelar Oktober 2022
Komunitas Film Kupang menginisiasi Flobamora film Festival, sebagai festival film skala nasional pertama di Nusa Tenggara Timur. Tema besar yang dipilih dalam festival ini adalah "Harmoni" yang berarti keserasian, di mana rasa, aksi, gagasan, dan minat yang berbeda menemukan keselarasan. Festival ini akan diselenggarakan pada akhir bulan Oktober 2022.
Untuk info selengkapnya, pantau terus informasi di kanal media sosial kami @komunitasfilmkupang @flobamorafilmfestival. Ayo bapa, mama, kaka, ade ketong dukung film-film NTT! Ilustrator @aprisnggonggoek @pisosabu
The Kupang Film Community has initiated the Flobamora Film Festival, as the first National Scale Film Festival in East Nusa Tenggara. The big theme chosen in this festival is "Harmony" which refers to how different tastes, actions, ideas and interests find harmony. The festival will be held at the end of October 2022.
For more info, stay tuned for information on our social media channel @komunitasfilmkupang @flobamorafilmfestival. Come on fathers, mothers, brothers and sisters! Support films from East Nusa Tenggara! Illustrator @aprisnggonggoek @pisosabu
Rumata’ ArtSpace adalah rumah budaya yang resmi berdiri 18 Februari 2011, dijalankan secara independen dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Selain menawarkan fasilitas yang bisa diakses secara luas khususnya bagi seniman dan komunitas di Makassar, Rumata’ dikenal dengan program-program unggulan yang telah menjadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian, antara lain Makassar International Writers Festival (MIWF) dan SEAScreen Academy. Ratusan seniman dan relawan telah terlibat dalam berbagai kegiatan di Rumata’ dan ribuan pengunjung telah mengikuti berbagai kegiatan Rumata’. Perluasan kerjasama, peningkatan kualitas kegiatan dan upaya melebarkan jangkauan audiens adalah tiga hal mendasar yang akan terus dikerjakan Rumata’ Artspace.
Rumata’ ArtSpace is a cultural institution officially established on the 18thof February 2011. It operates independently and receives most of its funding from public donations. Apart from offering facilities that can be widely accessed, especially by artists and the Makassar community, Rumata’ is famous for its featured programs which have become an important part of cultural and artistic development, for example the Makassar International Writers Festival (MIWF) and SEAScreen Academy. Hundreds of artists and volunteers have participated in various activities at Rumata’ and thousands of visitors have also got involved. The three objectives that Rumata’ ArtSpace will continue to strive for are extending its collaborations, increasing the quality of its activities and growing its audience.
Jika ada saran, masukan dan informasi yang perlu kami ketahui, Anda dapat mengunjungi Rumata' ArtSpace dan menghubungi email serta nomor telepon yang tertera:
Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221. Indonesia